0
Thursday 2 May 2024 - 05:50
Malaysia - Palestina:

PM Malaysia kepada bin Salman Saudi: Negara-negara Muslim Harus Tetap 'Teguh' dalam Membawa Israel ke Pengadilan

Story Code : 1132404
Malaysian Prime Minister Anwar Ibrahim
Malaysian Prime Minister Anwar Ibrahim
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada hari Selasa (30/4).

“Semua pihak juga perlu menyuarakan keberatan atas invasi ilegal dan pendudukan Israel atas tanah Palestina yang menjadi penyebab utama konflik berkepanjangan ini,” kata Anwar.

Malaysia telah menjadi pendukung setia Palestina.

Pada bulan Desember 2023, pemerintah Malaysia memberlakukan larangan tanpa batas waktu terhadap kapal milik perusahaan kargo Zionis Israel untuk berlabuh di pelabuhannya sebagai tanggapan atas serangan berdarah Zionis Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Ibrahim mengumumkan keputusan untuk memberlakukan larangan maritim terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Zionis Israel – khususnya ZIM, perusahaan pelayaran terbesar Zionis Israel – pada tanggal 20 Desember sebagai tanggapan terhadap perang di Gaza.

Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kementerian Perhubungan telah diinstruksikan untuk segera menegakkan larangan tersebut.

Selain itu, beberapa merek makanan cepat saji Barat di Malaysia, seperti di beberapa negara Muslim lainnya, telah menjadi sasaran kampanye boikot atas dukungan AS terhadap serangan berdarah Zionis Israel di Gaza.

Lebih dari 100 gerai perusahaan makanan cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) di Malaysia akhir-akhir ini terpaksa tutup di tengah boikot ekonomi pro-Palestina selama berbulan-bulan terkait dengan konflik di Gaza.

QSR Brands (M) Holdings Bhd, yang mengoperasikan waralaba KFC dan Pizza Hut di Malaysia, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa mereka menutup sementara gerai KFC “sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi yang menantang.”

Raksasa makanan cepat saji McDonald's, yang memicu kemarahan ketika waralabanya di wilayah pendudukan Palestina menyumbangkan ribuan makanan kepada pasukan Zionis Israel setelah dimulainya perang di Gaza, melaporkan pada bulan Februari bahwa boikot di Gaza telah “memberikan dampak yang berarti” terhadap penjualannya, khususnya di sektor makanan. Asia Barat dan negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia.

Zionis Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina melakukan operasi pembalasan mendadak ke wilayah pendudukan.

Bersamaan dengan perang, rezim tersebut melakukan pengepungan total terhadap wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina.

Sejauh ini, selama serangan militer, rezim telah membunuh sedikitnya 34.535 warga Gaza. Sebanyak 77.704 warga Palestina lainnya juga menderita luka-luka.[IT/r]
Comment