0
Monday 13 August 2018 - 21:01

Ayatullah Khamenei Tolak Negosiasi Baru dengan AS

Story Code : 744396
Rahbar (PressTV).
Rahbar (PressTV).
Dalam pertemuan dengan warga di Tehran hari ini, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei

"Mengapa kita harus melakukan negosiasi dengan rezim penganggu dan penipu yang bernegosiasi seperti itu?" tanyanya retoris.

Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir Iran JCPOA pada Mei lalu dan mengatakan akan menerapkan sejumlah sanksi ekonomi tingkat tinggi untuk Iran. AS memang kemudian menjatuhkan beberapa sanksi setelah itu dan harga Riyal merosot drastis terhadap Dolar. Tapi kemudian Trump tiba-tiba mengajak Iran bernegosiasi tanpa persyaratan apapun.

Menurut Ayatullah Khamenei, ajakan AS untuk bernegosiasi bukanlah hal baru. Selama 40 tahun umur Repbulik Islam Iran, AS telah berulang kali menawarkan negosiasi; yang selalu ditolak oleh pemerintah Iran.

"...Bahkan Presiden AS Reagan, yang lebih kuat dari sekarang, dalam kasus McFarlane, mengirim utusan khususnya diam-diam ke Tehran untuk negosiasi. Tapi ia kembali tanpa hasil dalam 24 jam kemudian," jelas pengganti Imam Khomeini itu.

Menurut beliau, "give and take" adalah sebuah realitas negosiasai dalam tradisi politik. Dan bersandar pada kekuatan politik, propaganda dan kekuatan finansialnya, AS akan "menggagalkan setaip bentuk perlawanan yang mungkin akan mencegah mereka merealisasikan tujuan."

Lebih jauh, beliau menjelaskan bahwa AS akan melakukan beberapa langkah. Pertama, menetapkan tujuan. Tapi tujuan itu tak akan dideklrasikan terang-terangan dalam negosiasi. "...[mereka] mengejar semua tujuan tersebut lewat tawar menawar selama pembicaraan."

Selama negosiasi, lanjut beliau, AS mengumbar janji-janji dan pada saat yang sama, "meminta konsesi real" dari pihak kedua dan tak mau menerima janji-janji. Jika AS merasa pihak negosiasai tak memberi konsesi, maka AS akan menggelar propaganda di media hingga pihak negosiasi merasa kehilangan dan menjadi passif.

Iran hanya akan memulai permainan berbahaya negosiasi dengan AS setelah Iran meraih kekuatan ekonomi, politik dan budaya yang diharapkan hingga tak terpengaruh terhadap tekanan dan ancaman AS, tandas beliau. [IT/AR]





 
Comment