0
Sunday 23 September 2018 - 18:46
Rusia, Turki dan Gejolak Suriah:

Teroris Dukungan Turki Menerima Kesepakatan Idlib, tetapi Menolak Perlucutan Senjata

Story Code : 751658
National Liberation Front (NLF), an alliance of anti-Damascus militant groups supported by Turkey.jpg
National Liberation Front (NLF), an alliance of anti-Damascus militant groups supported by Turkey.jpg
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sabtu (22/9) Malam, apa yang disebut Front Pembebasan Nasional (NLF), sebuah aliansi faksi teroris yang didukung oleh Ankara, mengatakan akan bekerja sama dengan Turki di Idlib, tetapi menolak perlucutan senjata.

"Kami tidak akan meninggalkan senjata kami, tanah kami atau revolusi kami melawan pasukan pemerintah Suriah,” kata kelompok itu.

Awal bulan ini, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin, bertemu di resor Laut Hitam Sochi dan mengumumkan kesepakatan tentang Idlib yang merupakan benteng pertahanan teroris terbesar terakhir di Suriah.

Setelah pertemuan itu, Putin mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Erdogan bahwa mereka telah sepakat untuk membuat zona demiliterisasi 15-20 kilometer di Idlib sepanjang garis kontak antara oposisi bersenjata dan pasukan pemerintah pada 15 Oktober.

Perjanjian itu melibatkan penarikan "militan yang berpikiran radikal", termasuk Front al-Nusra, dari kawasan itu, tambahnya.

Erdogan mengatakan baik Turki dan Rusia akan melakukan patroli militer terkoordinasi di perbatasan zona penyangga dalam upaya untuk mendeteksi dan mencegah "provokasi oleh pihak ketiga dan pelanggaran perjanjian."[IT/r]
 
 
Comment