0
Wednesday 14 November 2018 - 19:41

Tutupi Pembunuhan Khashoggi, Mohammad bin Salman Bujuk Netanyahu Perangi Gaza

Story Code : 761208
MBS dan Netanyahu
MBS dan Netanyahu
Putra Mahkota Saudi Arab Mohammad bin Salman (MBS) berusaha membujuk Benjamin Netanyahu untuk memulai konflik dengan Hamas di Gaza sebagai bagian dari rencana untuk mengalihkan perhatian dunia atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, demikian sumber-sumber di dalam Arab Saudi mengatakan.

Sebuah perang di Gaza berada di antara berbagai langkah dan skenario yang diusulkan oleh gugus tugas darurat yang dibentuk untuk melawan kasus bocornya pembunuhan Khashoggi yang datang dari pemerintah Turki, menurut sumber-sumber terpercaya terkait dengan kegiatan kelompok itu kepada Middle East Eye.

Gugus tugas, yang terdiri dari pejabat dari istana kerajaan, kementerian luar negeri dan pertahanan, dan dinas intelijen, memberi arahan kepada putra mahkota setiap enam jam, menurut laporan itu.

Gugus tugas itu menyarankan kepada bin Salman bahwa perang di Gaza akan mengalihkan perhatian Trump dan memfokuskan kembali perhatian Washington pada peran Arab Saudi dalam memperkuat kepentingan strategis Israel.

Ia juga menyarankan MBS untuk "menetralisir Turki dengan segala cara" - termasuk dengan upaya menyuap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan tawaran untuk membeli senjata Turki dan untuk meningkatkan hubungan antara Riyadh dan Ankara.

Dalam pernyataan yang dibuat Future Investment Initiative bulan lalu, MBS mengklaim bahwa pembunuhan Khashoggi dipakai untuk mendorong irisan antara Arab Saudi dan Turki. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi "selama ada raja yang disebut Raja Salman bin Abdelaziz dan seorang putra mahkota bernama Mohammad bin Salman di Arab Saudi".

Khashoggi dibunuh secara brutal di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, dalam sebuah operasi yang dipercaya oleh pemerintah Turki dilakukan oleh pasukan pembunuh yang anggota-anggotanya terdiri dari beberapa anggota pengawal pribadi MBS.

Beberapa rekomendasi lain dari satuan tugas itu bocor ke orang kepercayaan terdekat MBS, Turki Aldakhil yang menjabat sebagai manajer umum untuk saluran berita al-Arabiya. Dia mengungkapkan "lebih dari 30 langkah potensial" yang bisa diambil Riyadh jika Washington memberlakukan sanksi.

Menurutnya, kerajaan itu mampu menggandakan dengan tiga kali lipat harga minyak, menawarkan Rusia pangkalan militer di utara negara itu, dan beralih ke Rusia dan Cina sebagai pemasok senjata utamanya.

Aldakhil kemudian menepis ini dengan menyebut hal itu hanya sebagai ide-idenya, tetapi artikel aslinya di situs al-Arabiya menyebut bahwa sumber ancaman ini ditujukan untuk lingkaran pengambilan keputusan dalam kerajaan. Menurut Middle East Eye, pengambil keputusan kerajaan itu adalah gugus tugas yang dibentuk untuk memberi saran kepada MBS.

Arab Saudi dan Israel dianggap memiliki hubungan rahasia yang semakin dekat, didorong oleh permusuhan bersama mereka ke Iran, dan bin Salman menjadi pemain kunci dalam upaya menjual rencana perdamaian "kesepakatan abad" Trump untuk Israel dan Palestina kepada para pemimpin regional.

Berbicara kepada BBC awal tahun ini, Netanyahu mengatakan bahwa Israel dan beberapa negara Arab sedang mengalami proses "normalisasi bawah tanah". [IT/Onh/Ass]
Comment