0
Wednesday 23 January 2019 - 16:27

Pemimpin Houthi: "Tidak Ada Tempat untuk Hadi di Masa Depan Yaman"

Story Code : 773757
Pemimpin Houthi: "Tidak Ada Tempat untuk Hadi di Masa Depan Yaman"
Salah satu pemimpin Gerakan Houthi, Ansarullah Yaman mengatakan, mantan presiden buron Abd Rabbuh Mansur Hadi tidak akan memiliki tempat di masa depan politik negara Semenanjung Arab itu.

Faisal Abu Talib mengadakan hal itu dalam pembicaraan dengan wakil utusan PBB untuk Yaman, Maeen Sharim, tentang masalah seputar perjanjian gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai Yaman yang baru-baru ini dicapai di Swedia dan solusi politik untuk krisis Yaman.

Pada pertemuan itu, Abu Talib mengatakan Mansur Hadi dan mantan wakil presiden Ali Mohsen al-Ahmar tidak akan memiliki tempat di masa depan politik Yaman.

"Apa yang disebut pemerintah Yaman yang sah tidak lain adalah dalih bagi negara-negara agresor untuk mencapai tujuan mereka dengan menduduki Yaman dan mendominasi kekayaannya," kata pemimpin Houthi itu.

Bulan lalu, PBB memperantarai perjanjian gencatan senjata sebagai bagian dari langkah membangun kepercayaan pada pembicaraan damai di Swedia untuk mencegah serangan skala penuh terhadap kota pelabuhan Hudaydah yang sangat penting bagi pasokan bantuan darurat bagi jutaan orang yang menghadapi kelaparan.

Kedua belah pihak juga menyetujui pertukaran tahanan. Seorang pejabat Palang Merah mengatakan di Jenewa bahwa mereka telah bertukar daftar total 16.000 orang yang diyakini ditahan.

Hudaydah adalah pelabuhan utama yang digunakan untuk mensuplai makanan bagi 30 juta orang Yaman, dan menjadi fokus pertempuran tahun ini, menimbulkan kekhawatiran di luar negeri bahwa serangan skala penuh dapat memotong pasokan ke hampir 16 juta orang yang menderita kelaparan parah.

Gencatan senjata itu dianggap sebagai terobosan signifikan pertama dalam upaya perdamaian dalam lima tahun. Pembicaraan juga dimaksudkan untuk membuka jalan bagi gencatan senjata yang lebih luas di negara miskin itu.

Beberapa laporan mengatakan, pembicaraan putaran kedua dalam beberapa hari mendatang akan digelar untuk menyusun kerangka kerja untuk negosiasi politik. [IT/Onh]


 
Comment