0
Tuesday 19 February 2019 - 23:26

Pembatalan "Visegrad Summit" Pukulan Berat Bagi Netanyahu

Story Code : 778866
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyerahkan kepresidenan kelompok Visegrad ke timpalan Slovakia Peter Pellegrini, selama konferensi pers bersama para Perdana Menteri V4 dan Austria di Budapest pada 21 Juni 2018. (AFP)
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyerahkan kepresidenan kelompok Visegrad ke timpalan Slovakia Peter Pellegrini, selama konferensi pers bersama para Perdana Menteri V4 dan Austria di Budapest pada 21 Juni 2018. (AFP)
Duta Besar Iran untuk Inggris Hamid Baeedinejad menggambarkan pembatalan pertemuan puncak dua hari negara-negara Eropa Tengah yang dikenal sebagai kelompok Visegrad (V4) di wilayah Palestina yang diduduki sebagai "pukulan berat" bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Langkah untuk membatalkan KTT Visegrad, yang telah dijadwalkan akan diadakan di Quds (Yerusalem), adalah salah satu gempa susulan dari pertemuan anti-Iran baru-baru ini di Warsawa Polandia, kata Baeedinejad di akun Twitternya Senin malam, 18/02/19.

"Penyelenggaraan pertemuan pada titik kritis ini sangat penting bagi Tel Aviv, dan pembatalannya merupakan pukulan besar bagi situasi politik Netanyahu," tambahnya dalam tweet-nya.

KTT para pemimpin Eropa Tengah di Quds dibatalkan setelah Polandia mundur pada hari Senin. Polandia menuduh penjabat menteri luar negeri Israel, Yisrael Katz, mengeluarkan pernyataan rasis dan sama sekali tidak dapat diterima oleh negaranya.

Pemimpin Hungaria, Republik Ceko, Polandia dan Slovakia, yang dikenal sebagai V4, rencanya akan bertemu selama dua hari mulai Senin.

Penarikan Polandia dilakukan setelah Katz mengatakan bahwa Polandia "berkolaborasi dengan Nazi" dan "mengisap anti-Semitisme dengan susu ibu mereka".

Itu adalah komentar terakhir dalam pertikaian diplomatik yang meningkat sejak Jumat antara Polandia dan rezim Israel tentang kekejaman yang dilaporkan terjadi terhadap orang-orang Yahudi di tanah Polandia selama Perang Dunia II.

Netanyahu dilaporkan dalam perjalanannya ke Polandia pada hari Kamis, mengatakan bahwa Polandia bekerja sama dengan Jerman selama Holocaust.

Perdana menteri Israel kemudian mengatakan dia telah salah mengutip, dan tidak bermaksud semua orang Polandia bekerja sama, hanya orang-orang tertentu saja. [IT/Onh/Ass]


 
Comment