0
Saturday 4 May 2024 - 10:02
Yaman - AS, Inggris & Zionis Israel:

Ansarullah Yaman: Israel ‘Terlalu Pengecut’ untuk Menanggapi Serangan Balasan Iran

Story Code : 1132737
IRGC fires missiles during the Great Prophet 17 military drills on Iran’s southern coasts
IRGC fires missiles during the Great Prophet 17 military drills on Iran’s southern coasts
Nasr al-Din Amer, wakil kepala layanan pers Ansarullah, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan saluran berita RT Rusia ketika ditanya apakah ada kemungkinan Zionis Israel akan menyerang Iran dan perang skala penuh akan dimulai.

“Zionis Israel saat ini adalah entitas kriminal dan agresif yang menggunakan metode teroris. Saat ini, terlalu pengecut untuk menanggapi Republik Islam secara penuh. Namun kehati-hatian tetap diperlukan,” kata Amer.

Pejabat Ansarullah itu menggarisbawahi bahwa serangan balasan Iran terhadap Zionis Israel dengan rudal dan drone adalah efektif dan menghancurkan “prestise” rezim pendudukan.

“Hal ini berdampak besar pada jalannya peristiwa dan menghancurkan prestise Israel,” katanya. “Serangan Iran efektif, kuat, dan bersejarah. Terlebih lagi, pembelaan diri adalah hak sah Republik Islam Iran. Langkah ini menunjukkan dukungan besar Teheran terhadap rakyat Palestina yang tertindas.”

Dalam serangan multi-cabang, yang dijuluki Operasi Janji Sejati, angkatan bersenjata Iran pada akhir tanggal 13 April meluncurkan puluhan drone dan rudal ke wilayah pendudukan sebagai tanggapan terhadap agresi rezim di gedung diplomatik Iran di ibukota Suriah, Damaskus pada tanggal 1 April.

Serangan udara Zionis Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus telah menewaskan dua jenderal Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, serta lima perwira pendampingnya.

Agresi rezim Israel terhadap fasilitas diplomatik Iran di Suriah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional, dan misi tetap Iran untuk PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tanggapan Teheran terhadap agresi Israel adalah “pertahanan yang sah” sesuai dengan Piagam PBB.

Ansarullah Yaman ‘siap’ menghadapi segala kejadian

Di bagian lain wawancaranya dengan RT, Amer menunjuk pada dukungan Yaman yang tak tergoyahkan terhadap warga Palestina dengan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sejak rezim Israel memulai perang genosida yang didukung Barat di Jalur Gaza yang terkepung pada Oktober lalu.

“Operasi kami terdiri dari dua tujuan; yang pertama adalah mendukung rakyat Palestina yang tertindas dengan menghalangi kapal-kapal Israel menuju pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki. Tujuan kedua dari operasi kami adalah untuk menanggapi agresi AS dan Inggris terhadap negara kami,” kata pejabat Ansarullah itu.

“Kami melakukan ini dengan memblokir navigasi AS dan Inggris di Laut Merah. Melalui operasi ini, kami berupaya, pertama-tama, untuk menghentikan agresi di Gaza dan mencabut blokade yang diberlakukan terhadapnya, dan kedua, untuk mempertahankan kedaulatan Yaman. Dan Insya Allah pekerjaan ini akan terus kami lanjutkan,” tambahnya.

Amer juga memberikan tanggapan positif ketika ditanya apakah gerakan perlawanan Yaman mampu menghadapi potensi perang skala besar dengan Zionis Israel dan Barat.

“Saat ini, kita berperang melawan kekuatan Barat yang mendukung Israel dan memiliki teknologi yang lebih maju dan modern. Meski demikian, mereka belum mampu menghentikan operasi kami di Laut Merah,” ujarnya.

“Kami memiliki tekad dan ketekunan yang cukup besar. Kami juga didukung oleh rakyat dan memiliki senjata yang telah kami kembangkan selama bertahun-tahun. Kita bisa melawan lawan mana pun dan bereaksi terhadap kejadian apa pun. Kami tidak pernah menyerah atau menyerah. Doktrin kami adalah perlawanan sampai kemenangan penuh,” tambahnya.

Perang Zionis Israel, yang dilancarkan setelah Badai al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza, sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 34.622 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Lebih dari 77.700 warga Palestina juga menderita luka-luka akibat agresi barbar tersebut, sementara ribuan lainnya masih belum ditemukan.[IT/r]
Comment