0
Saturday 9 November 2019 - 14:05
Turki dan Gejolak Suriah:

Erdogan: Turki Tidak Akan Menarik Pasukan dari Suriah sampai Negara-negara Lain Mundur

Story Code : 826384
Turkish President Recep Tayyip Erdogan speaks.jpg
Turkish President Recep Tayyip Erdogan speaks.jpg
Pasukan tentara Turki dan militan dari apa yang disebut Tentara Suriah Bebas (FSA), yang mendapat perlindungan Ankara, pada 9 Oktober melancarkan serangan lintas perbatasan ke Suriah timur laut dalam upaya untuk membersihkan anggota yang disebut Unit Perlindungan Rakyat (YPG), sebuah kelompok militan Kurdi, dari daerah perbatasan.

Ankara menganggap YPG yang didukung AS sebagai organisasi teroris yang terikat dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang didirikan sendiri, yang telah berusaha membuat wilayah otonomi Kurdi di negara Anatolia itu sejak 1984.
 
Ankara sedang mengupayakan pembentukan "zona aman" 32 kilometer yang bebas dari kehadiran militan Kurdi di Suriah timur laut. Turki ingin daerah itu digunakan untuk relokasi dua juta pengungsi Suriah yang tinggal di Turki.

“Kami tidak akan berhenti sebelum teroris terakhir meninggalkan wilayah tersebut. Ini adalah satu dimensi dari masalah ini. Kedua, kami tidak akan berhenti sebelum negara lain pergi. Kami mendukung persatuan dan solidaritas Suriah. Kami tidak pernah ingin itu hancur," kata Erdogan kepada wartawan pada hari Jumat, ketika dia ditanya apakah "Operasi Perdamaian Musim Semi" Ankara akan terus berlanjut.

Setelah merebut 120 km bidang tanah di sepanjang perbatasan, Turki membuat kesepakatan dengan AS dan Rusia untuk menjaga militan Kurdi dari zona penyangga.

Pada 22 Oktober, Erdogan dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin menandatangani nota kesepahaman yang menegaskan bahwa militan YPG harus mundur dari "zona aman" yang dikontrol Turki dalam waktu 150 jam, setelah itu Ankara dan Moskow akan melakukan patroli bersama di daerah tersebut.[IT/r]
 
Comment