0
Saturday 29 February 2020 - 09:40
Rusia, Turki dan Gejolak Suriah:

Moskow: Suriah Berhak untuk Memerangi Teroris di Idlib dan Rusia Tidak Dapat Ikut Campur

Story Code : 847413
Syrian troops into the close proximity of Turkish soldiers.jpg
Syrian troops into the close proximity of Turkish soldiers.jpg
Ankara kehilangan 33 tentara di provinsi barat laut Suriah setelah mereka menjadi sasaran serangan udara Suriah. Mengomentari tragedi pada hari Jumat (28/2), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kematian tidak diragukan lagi adalah tragedi itu, yang mana Moskow menyatakan belasungkawa. Namun, Ankara juga ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi, baik karena gagal memberi tahu Rusia tentang lokasi pasukannya dan karena gagal ketika harus mengurangi kekerasan di Idlib.

Rencana itu, yang disetujui Rusia dan Turki, adalah "untuk memisahkan pasukan oposisi normal dari para teroris, untuk mendemiliterisasi sabuk dalam di zona itu untuk mencegah serangan yang datang darinya terhadap pasukan Suriah dan Rusia [Pangkalan Udara Khmeimim], untuk memastikan perjalanan darat bebas melalui zona ini. "

Tujuan belum tercapai dalam lebih dari satu tahun, dan dengan serangan dari Idlib terus berlanjut "Tentara Suriah tentu memiliki hak penuh untuk membalas dan menekan para teroris," kata Lavrov, menambahkan bahwa persyaratan untuk mengalahkan pasukan jihadis di Suriah telah didukung oleh Dewan Keamanan PBB.

[Rusia] tidak dapat melarang Tentara Suriah untuk melaksanakan tuntutan yang tertulis dalam resolusi DK PBB, yang menyerukan perang tanpa kompromi melawan terorisme dalam segala bentuknya.

Idlib adalah benteng besar terakhir pasukan anti-pemerintah di Suriah, dengan sebagian besar di antaranya didominasi oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), reinkarnasi terbaru Al-Qaeda di Suriah.
 
Pada tahun 2018, Ankara keberatan dengan serangan militer yang direncanakan oleh Tentara Suriah, dengan mengatakan hal itu akan mengakibatkan hilangnya banyak nyawa sipil dan eksodus pengungsi dari Idlib, yang akan memicu krisis besar di Turki.

Sebaliknya, Ankara setuju untuk menggunakan pengaruh yang dimilikinya di antara beberapa kelompok bersenjata di Idlib untuk memadamkan kekerasan dan akhirnya membuat gencatan senjata abadi, dimana Rusia berusaha melakukan hal yang sama dengan Damaskus dan pasukannya. Namun pengaturan itu tidak berhasil, dan Tentara Suriah mulai menguasai desa-desa dan kota-kota di Idlib selatan untuk menangkis teroris.[IT/r]
 
Comment