Uni Eropa Mempersiapkan Kemungkinan Sanksi Terhadap Turki

Para menteri urusan luar negeri Uni Eropa setuju untuk menyusun kemungkinan sanksi terhadap Turki jika Ankara gagal mengubah kebijakannya.

Untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 melanda Eropa, para menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di Brussels untuk melakukan pembicaraan tatap muka. Mereka punya banyak kritik untuk para pemimpin di Cina dan Venezuela, tetapi sebagian besar kemarahan mereka dicadangkan untuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki. Para menteri sepakat untuk menyusun kemungkinan sanksi terhadap Ankara.

Brussels kesal dengan Turki karena upayanya untuk menemukan gas di perairan Mediterania disengketakan. Ini mengganggu anggota Uni Eropa, Siprus dan Yunani pada khususnya.

Selain itu, blok itu tidak senang dengan keterlibatan Turki di Libya dan Suriah, belum lagi perilaku agresif Turki baru-baru ini terhadap kapal angkatan laut Prancis di Mediterania. Baik Turki dan Prancis adalah anggota NATO.

Baru-baru ini, Uni Eropa mengambil sikap tegas atas keputusan Turki untuk mengubah status Hagia Sophia di Istanbul dari museum menjadi masjid. Mengenai semua masalah ini, Erdogan menegaskan dia melindungi kepentingan Turki dan UE harus mengurus bisnisnya sendiri. Ketika hubungan dengan UE memburuk, para ahli menyarankan Turki harus berusaha untuk memperkuat kemitraan lebih dekat dengan negaranya.

Belum lama ini, Turki semakin mendekati keanggotaan UE. Para ahli mengatakan blok itu memiliki banyak kerugian dengan memusuhi Ankara. Mereka menunjukkan bahwa jika Turki mengizinkan pengungsi untuk bebas masuk ke UE, konsekuensi politik untuk blok 27-negara akan sangat besar.(IT/TGM)