0
Saturday 1 August 2020 - 13:51

Dubes Rusia untuk Beirut: AS Tak Bisa Lucuti Hizbullah Lewat Sanksi

Story Code : 877752
Parade Pasukan Hizbullah di Beirut (PressTV).
Parade Pasukan Hizbullah di Beirut (PressTV).
Zasypkin dalam wawancara eksklusif dengan jaringan berita televisi berbahasa Arab al-Mayadeen yang berbasis di Beirut, pada Jumat menyatakan para pejabat AS sedang berilusi bahwa mereka dapat mencapai tujuan seperti itu melalui tindakan hukuman.

"Melucuti Hizbullah adalah tujuan utama sanksi AS...Saya tidak berpikir bahwa tujuan seperti itu akan dicapai melalui metode ini. Amerika Serikat tidak akan berhasil memaksa Hizbullah meletakkan senjatanya. Ini adalah ilusi,” tegasnya.

Pada akhir Oktober 2018, pemerintahan Donald Trump memberlakukan babak baru sanksi terhadap Hizbullah, menargetkan individu dan organisasi internasional yang melakukan bisnis dengan kelompok itu.

Zasypkin menambahkan, “Kami [Rusia] telah berusaha di Suriah. Ini tidak hanya bermanfaat bagi Suriah tapi juga bagi Libanon karena melindunginya dari potensi ancaman terorisme. Jika terorisme menang di Suriah, akan mudah bagi ribuan teroris untuk menyeberang ke Libanon, dan ini akan memicu partisi negara itu."

Dia mencatat Iran tengah memainkan peran positif di kawasan Timur Tengah sambil mengutuk pelecehan baru-baru ini terhadap pesawat penumpang Iran yang terbang dari Tehran ke Beirut oleh dua jet tempur AS di Suriah.

"Amerika menciptakan masalah dan melanggar hukum internasional. Tujuannya untuk menciptakan ketegangan dan mmengembalikan kehadiran, peran dan pengaruh mereka, ”kata diplomat Rusia itu.

Dia melanjutkan bahwa keseimbangan kekuasaan di Suriah sedang berubah. Selama empat tahun terakhir, keseimbangan kekuasaan telah menjadi kepentingan para teroris. Terorisme ini  memungkinkkan orang luar, termasuk koalisi yang dipimpin AS, ikut bermain di sana.

Menurut Zasypkin, Amerika memiliki banyak masalah di Suriah. Tapi wilayah al-Tanf masih di bawah kendali mereka. Mereka ingin mempertahankan pengaruh  di sana dan  memutus hubungan antara Iran dan Suriah.

Dia mencatat bahwa Moskow menghormati prinsip tidak campur tangan dalam urusan domestik Suriah, memuji "hubungan dekat" antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Bashar al-Assad serta pasukan militer kedua negara.

Zasypkin mengatakan lembaga-lembaga Rusia dan Suriah bekerja sama erat di berbagai bidang, termasuk pertempuran melawan terorisme, pemeliharaan, rekonstruksi, dan kegiatan kemanusiaan.[IT/PrT/AR]

 
Comment