0
Thursday 10 September 2020 - 18:12
China - AS:

China: Faktor Paling Berbahaya AS Bertindak Melawan Perdamaian di Laut China Selatan

Story Code : 885451
Wang Yi, Chinese foreign minister.jpg
Wang Yi, Chinese foreign minister.jpg
Menteri Luar Negeri China Wang Yi membuat pernyataan melalui tautan video dengan para menteri luar negeri pada KTT ke-10 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada hari Rabu (9/9).

“Perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan strategis terbesar China di Laut China Selatan. Itu juga merupakan aspirasi strategis bersama antara China dan negara-negara ASEAN,” kata Wang.

“China berharap negara-negara di luar kawasan, termasuk Amerika Serikat, menghormati sepenuhnya keinginan dan harapan negara-negara di kawasan, bukannya menciptakan ketegangan dan mencari keuntungan darinya,” tambahnya.

Wang mengatakan bahwa AS terus-menerus memamerkan kekuatan militer dan memperkuat kehadirannya di Laut China Selatan dan menjadi pendorong terbesar militerisasi daerah tersebut dan faktor "paling berbahaya" dalam merusak perdamaian regional.

Diplomat top China mengatakan Amerika Serikat telah mencampuri upaya China dan ASEAN untuk menyelesaikan sengketa teritorial dan maritim melalui konsultasi, yang memicu konfrontasi antar negara di kawasan.

Bulan lalu, pemerintah AS memasukkan 24 perusahaan dan individu China ke daftar hitam atas apa yang diklaimnya sebagai konstruksi dan tindakan militer di Laut China Selatan. Langkah-langkah pembatasan tersebut adalah yang pertama Washington melawan Beijing atas jalur perairan strategis yang disengketakan.

Laut Cina Selatan adalah pintu gerbang ke rute laut utama, yang dilalui perdagangan senilai sekitar 3,4 triliun dolar setiap tahun. China mengklaim kedaulatan atas sebagian besar jalur air strategis dan sejak 2014 membangun pulau-pulau buatan di atas terumbu karang dan membuat pangkalan militer di atasnya.

Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China untuk beberapa bagian laut.

Amerika Serikat, yang berpihak pada saingan Beijing dalam sengketa maritim, secara rutin mengirim kapal perang dan pesawat tempur ke Laut China Selatan untuk menegaskan apa yang disebutnya hak kebebasan navigasi, meningkatkan ketegangan di antara negara-negara kawasan.

China terus-menerus memperingatkan AS terhadap aktivitas militernya di laut, dengan mengatakan bahwa potensi pertemuan militer yang dekat antara pasukan udara dan angkatan laut kedua negara di kawasan itu dapat memicu kecelakaan.

Hubungan diplomatik antara Washington dan Beijing telah turun ke level terendah dalam beberapa dekade sejak Presiden AS Donald Trump berkuasa.[IT/r]
 
Comment