Lewat Saudi, Ratusan Tentara Sudan Menuju Yaman

Mengutip portal berita Middle East Eye (MEE) yang mengutip dari sumber rahasia Saudi, Press TV melaporkan bahwa 1.018 perwira dan tentara Sudan tiba di Arab Saudi dengan perahu pada 22 September setelah melewati pemeriksaan paspor di kota barat daya Jizan.

Dua pesawat Sudan juga membawa personel militer Sudan dari Khartoum ke bandara Najran Arab Saudi sehari sebelumnya.

Pesawat pertama menampung 123 penumpang dan kedua menampung 128. Kedua pesawat kemudian berangkat ke Khartoum.

"Pesawat-pesawat itu membawa perwira dan tentara Sudan untuk ambil bagian dalam Operasi Pemulihan Harapan," kata sumber yang berbicara secara rahasia.

Pengerahan baru dilakukan meski militer Sudan pada bulan Januari mengumumkan akan mengurangi pasukannya di Yaman dari 5.000 tentara bayaran menjadi kelompok "kecil" yang terdiri dari 650 orang.

Brigadir Jenderal Jamal Adam, juru bicara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa pasukan Sudan yang ada di Yaman “beroperasi dalam dua bagian, sektor [Uni Emirat Arab] di dalam Aden, dan sektor Saudi di perbatasan Saudi-Yaman."

Pada Desember 2019, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengatakan jumlah tentara bayaran Sudan telah dikurangi menjadi 5.000 dari 15.000.

Dia mengatakan pemerintahnya telah "mewarisi" penempatan di Yaman dari mantan presiden Sudan, Omar Hassan al-Bashir, yang digulingkan April 2019.

Laporan sebelumnya mengatakan tentara anak-anak dari Darfur di Sudan telah bertempur atas nama Arab Saudi dan sekutunya di garis depan perang Yaman, dengan uang menjadi satu-satunya motif mereka.

Arab Saudi melancarkan perang pada Maret 2015 bekerja sama dengan sejumlah negara sekutu, termasuk UEA, dan dengan dukungan senjata dari AS dan sejumlah negara Barat lainnya. Tujuannya adalah mengembalikan kekuasaan rezim dukungan Riyadh dan mengalahkan gerakan Houthi Ansarullah.[IT/AR]