0
Wednesday 13 January 2021 - 14:16
AS dan Gejolak Afghanistan:

Juru Bicara: Serangan Udara AS Melanggar Perjanjian Doha, Mungkin Mendorong Reaksi Taliban

Story Code : 909839
US military in Afghanistan.jpg
US military in Afghanistan.jpg
"Kami sudah jelaskan kepada mereka dan kami masih mengatakan bahwa jika operasi terus dilakukan dengan melanggar dan dengan sengaja, tentu kami akan dipaksa untuk bereaksi, dan ini adalah tindakan provokatif," kata Mujahid.
 
Sejak kesepakatan itu ditandatangani, Taliban dalam berbagai kesempatan menuduh AS melanggar perjanjian damai Doha.
 
Kembali pada bulan Desember, organisasi pemberontak itu mengklaim bahwa serangan udara AS di provinsi Kandahar menyebabkan kematian 12 warga sipil, dan Mujahid mengatakan bahwa Taliban telah menjelaskan tuntutan mereka kepada rekan-rekan AS mereka.
 
"Kami dengan serius mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus mengendalikan pemboman," kata juru bicara Taliban.
 
Organisasi pemberontak siap untuk mengadakan konsultasi dengan Washington untuk membahas operasi militer AS di Afghanistan, Mujahid menambahkan.
 
"Kami memiliki saluran untuk memulai diskusi serius dengan Amerika tentang masalah ini," kata juru bicara Taliban.
 
Pada saat yang sama, dia menegaskan kembali komitmen kelompok tersebut terhadap kesepakatan dengan Washington.
 
"Perjanjian Doha adalah kesepakatan yang masuk akal untuk menyelesaikan perang, itu harus dilaksanakan. Pemerintah AS berikutnya perlu melaksanakannya dan perang harus diakhiri. Bagaimanapun, kami berkomitmen, tidak ada masalah di pihak kami", Mujahid kata.
 
Menurut Mujahid, Taliban akan terus memantau implementasi kesepakatan tersebut, yang menurutnya adalah untuk kepentingan kedua belah pihak.
 
"Kami akan terus memantau pelaksanaan perjanjian ini, upaya kami akan membuat perjanjian ini dilaksanakan sepenuhnya. Perjanjian ini untuk kepentingan Amerika Serikat dan rakyat Afghanistan," kata juru bicara Taliban.[IT/r]
 
Comment