Kremlin Mengatakan Akan 'Mempelajari' Proposal AS untuk KTT Putin-Biden

Dalam kontak telepon pada hari Selasa (13/4), Biden mengusulkan agar kedua pemimpin mengadakan pertemuan puncak "dalam waktu dekat" yang akan datang pada saat ketegangan yang meningkat antara mantan rival Perang Dingin.
 
“Masih terlalu dini untuk membicarakan pertemuan ini secara spesifik. Ini adalah proposal baru dan akan dipelajari,'' kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan.
 
Dia menambahkan bahwa masih belum ada agenda yang ditetapkan untuk KTT tersebut, tetapi mengatakan bahwa "tanpa diragukan lagi hubungan bilateral penting" di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.
 
"Kami menganggap kekhawatiran siapa pun - termasuk Amerika Serikat - mengenai pergerakan angkatan bersenjata kami di wilayah Rusia tidak berdasar," kata Peskov.
 
Kremlin telah berulang kali membantah keterlibatannya dalam konflik yang telah lama membara dan menolak klaim bahwa mereka mendukung kekuatan separatis.
 
Hubungan sudah tegang setelah Washington menuntut pembebasan kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny dan memberikan sanksi terhadap Moskow atas keracunannya pada Agustus tahun lalu.
 
Peskov, bagaimanapun, mengatakan bahwa Navalny tidak dibahas dalam seruan Putin-Biden.
 
Pernyataan Kremlin pada hari Selasa mengatakan bahwa kedua pemimpin membahas Ukraina serta program nuklir Iran, pembicaraan perdamaian Afghanistan dan perubahan iklim.
 
Kremlin pada Rabu mengatakan akan mempertimbangkan proposal Presiden AS Joe Biden untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
 
Dalam kontak telepon pada hari Selasa, Biden mengusulkan agar kedua pemimpin mengadakan pertemuan puncak "dalam waktu dekat" yang akan datang pada saat ketegangan yang meningkat antara mantan rival Perang Dingin.
 
“Masih terlalu dini untuk membicarakan pertemuan ini secara spesifik. Ini adalah proposal baru dan akan dipelajari,'' kata juru bicara Putin Dmitry Peskov kepada wartawan.
 
Dia menambahkan bahwa masih belum ada agenda yang ditetapkan untuk KTT tersebut, tetapi mengatakan bahwa "tanpa diragukan lagi hubungan bilateral penting" di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.[IT/r]