0
Monday 26 July 2021 - 08:14

Laporan: E-Yuan Dapat Menjadi Ancaman Terbesar bagi Barat

Story Code : 945124
Yuan (CGTN).
Yuan (CGTN).
Menurut laporan para peneliti dari Federal Reserve Bank of Boston dan MIT's Digital Currency Initiative, China mengungguli AS dalam hal inovasi uang online, menimbulkan ancaman bagi posisi dolar sebagai cadangan moneter de facto.

CBDC atau Mata Uang Digital Bank Sentral, jenis uang yang diatur dan ada online secara eksklusif, sedang dikembangkan oleh sekitar 80 negara, termasuk China dan AS. Dan lebih dari satu juta warga China dilaporkan telah menerima yuan digital mereka, tetapi AS masih fokus pada penelitian.

Kelompok peneliti itu telah dipercaya untuk mencari tahu seperti apa mata uang digital bagi orang Amerika. Dan menurut outlet berita, pengembangan CBDC di AS dimaksudkan, sebagian, untuk memastikan bahwa dolar tetap menjadi pemimpin moneter dunia.

"Amerika Serikat tidak boleh bersandar pada kepemimpinannya saat ini di bidang ini. Ia harus maju dan mengembangkan strategi yang jelas tentang bagaimana tetap sangat kuat dan memanfaatkan kekuatan dolar," kata Darrell Duffie, profesor keuangan di Stanford University Graduate School of Business seperti dilansri Sputnik News.

Ada beberapa pertimbangan sangat serius tentang seperti apa mata uang digital itu, dan aksesibilitasnya dianggap sebagai masalah utama.

Menurut laporan Pew Research Center April,  7% orang Amerika tidak menggunakan internet sama sekali, dengan angka ini melonjak menjadi 9% untuk orang kulit hitam, dan untuk orang Amerika yang berusia di atas 65 tahun, meningkat menjadi 25%. Orang Amerika penyandang disabilitas tiga kali lebih mungkin dibandingkan orang Amerika non-cacat untuk mengatakan bahwa mereka tidak pernah online.

“Sebagian besar pekerjaan yang kami lakukan mengasumsikan bahwa CBDC akan hidup berdampingan dengan uang tunai fisik dan bahwa pengguna masih dapat menggunakan uang tunai fisik jika mereka mau,” tegas Neha Narula, direktur Inisiatif Mata Uang Digital di MIT Media Lab.

Selain itu, para peneliti dilaporkan mengawasi peluncuran yuan digital China karena privasi adalah masalah besar.

"Saya pikir jika ada dolar digital, privasi akan menjadi bagian yang sangat sangat penting dari itu," kata Neha Narula, direktur Inisiatif Mata Uang Digital di MIT Media Lab. "Amerika Serikat sangat berbeda dari Cina."

Spesialis lain cenderung menganggap yuan digital sebagai sesuatu yang berbahaya, minimalnya.

"Yuan digital adalah ancaman terbesar bagi Barat yang kita hadapi dalam 30, 40 tahun terakhir. Ini memungkinkan China untuk menempatkan cakar ke semua orang di Barat dan memungkinkan mereka untuk mengekspor otoritarianisme digital mereka," kata Kyle Bass dari Manajemen Modal Hayman.

Saat ini, Pembayaran Elektronik Mata Uang Digital China (DCEP) sedang diuji di Shenzhen, Suzhou, Chengdu, dan Xiongan, di antara kota-kota lain. Menurut laporan, tes dirancang demi menilai semua situasi untuk menggunakan yuan digital serta bahaya yang terkait dengan transaksi keuangan.[IT/AR]
Comment