Pasukan India Menggunakan Warga Sipil Kashmir sebagai Perisai Manusia

Keluarga korban menuduh pasukan India menggunakan dua warga sipil sebagai tameng manusia selama operasi pencarian mereka.
 
Operasi militer itu berlangsung pada Senin (15/11) malam di Srinagar, kota utama Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim.
 
Menurut laporan polisi, pejuang itu bersembunyi di sebuah bangunan di daerah Hyderpora dan disingkirkan oleh pasukan pemerintah.
 
Mengikuti protokol pandemi COVID-19, pihak berwenang di Kashmir yang dikuasai India telah menolak upacara terakhir kepada keluarga pejuang yang tewas selama operasi militer di Kashmir sejak 2020.
 
Puluhan pejuang telah dimakamkan di lokasi yang jauh dijaga dan tidak dapat diakses untuk keluarga.
 
Baru-baru ini, keluarga pemimpin pro-kebebasan tertinggi Kashmir Syed Ali Geelani juga ditolak upacara terakhirnya, sesuatu yang sangat dikritik New Delhi.
 
Meskipun hak atas penguburan yang layak adalah hak mendasar di Kashmir, hal itu dipandang sebagai tempat berkembang biaknya sentimen anti-India dan sesuatu yang menciptakan masalah hukum dan ketertiban.
 
Pembela hak asasi manusia menyebutnya pelanggaran berat hak asasi manusia dan alasan untuk rasa sakit yang tak berkesudahan bagi kerabat.[IT/r]