0
Sunday 29 May 2022 - 03:23
AS dan Konflik Ukraina:

Pentagon Akan Mengisi Kembali Stok Stinger yang Dikirim ke Ukraina

Story Code : 996590
Pentagon Akan Mengisi Kembali Stok Stinger yang Dikirim ke Ukraina
Kontrak tersebut akan membuat Raytheon mengisi kembali pasokan rudal Stinger yang sudah dikirim ke Ukraina.

Menurut pemberitahuan di situs web Departemen Pertahanan, kontrak harus dipenuhi pada Juli 2026, memberi Raytheon empat tahun untuk memproduksi rudal yang ditembakkan dari bahu. Menurut pernyataan perusahaan, Raytheon akan memproduksi 1.300 Stinger.

Meskipun Raytheon berhenti membuat rudal ini pada tahun 2020, perusahaan pertahanan tersebut memenangkan kontrak pada tahun 2021 untuk memulai produksi lagi, terutama untuk pembeli asing, lapor Reuters. CEO Raytheon Greg Hayes mengatakan pada bulan April bahwa militer AS belum membeli Stinger dalam 18 tahun, dan bahwa beberapa komponen elektronik rudal perlu didesain ulang, karena komponen tertentu tidak lagi tersedia secara komersial.

Awal bulan ini, Republikan Rep Mike Gallagher (Wisconsin) memperingatkan bahwa AS telah serius kehabisan stok rudal Stinger dan Javelin dalam terburu-buru untuk mempersenjatai militer Ukraina setelah peluncuran operasi militer Rusia pada bulan Februari. Menurut laporan pada bulan April, Pentagon pada saat itu telah membakar seperempat Stinger-nya dan sepertiga Javelin-nya.

Kontrak tersebut akan didanai oleh tagihan alokasi dana sebesar $40 miliar, yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Joe Biden pekan lalu. RUU itu menyediakan $8,7 miliar untuk mengisi kembali persediaan militer AS yang sudah dikirim ke Ukraina.

Tidak jelas seberapa efektif Stingers di tangan militer Ukraina, atau berapa banyak senjata yang berakhir di garis depan. Sebuah sumber intelijen AS mengatakan kepada CNN bulan lalu bahwa badan tersebut memiliki gagasan "hampir nol" di mana senjata AS berakhir begitu mereka melintasi perbatasan Ukraina, menggambarkan pengiriman itu sebagai jatuh "ke dalam lubang hitam besar."

Rusia telah menyatakan persediaan senjata Barat di Ukraina sebagai “target yang sah”, dan sering melakukan serangan udara dan rudal terhadap mereka.[IT/r]
Comment