0
Tuesday 5 December 2023 - 01:44
Iran - Kuba:

Raisi: Tidak Ada Organisasi Internasional yang Mencoba Menghentikan Mesin Pembunuh ‘Israel’ 

Story Code : 1100328
Iranian President Sayyed Ebrahim Raisi slammed the deafening silence of the international community on the ‘Israeli’ genocide in Gaza
Iranian President Sayyed Ebrahim Raisi slammed the deafening silence of the international community on the ‘Israeli’ genocide in Gaza
Raisi menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan mitranya dari Kuba Miguel Díaz-Canel, yang berada di Tehran dalam kunjungan bersejarah.

Dalam upacara yang diadakan di kompleks sejarah dan budaya Sa'adabad pada Senin (4/12) pagi, Raisi menyambut Díaz-Canel, yang tiba di Teheran Minggu (3/12) malam pada kunjungan pertama presiden Kuba setelah mantan pemimpin Kuba, mendiang Fidel Castro, mengunjungi Iran 22 tahun lalu. .

Presiden Iran dan Kuba memulai pertemuan mereka segera setelah upacara tersebut dan dijadwalkan untuk menghadiri konferensi pers bersama sesudahnya.

Pejabat senior kedua negara akan menandatangani dokumen dan nota kesepahaman untuk mengembangkan hubungan kerja sama.

Pada hari Minggu, Raisi menggarisbawahi bahwa dukungan Iran terhadap Gaza dan Palestina didasarkan pada Konstitusi Republik Islam, dan menambahkan bahwa advokasi untuk Palestina adalah prioritas nomor satu sejak Republik Islam 1979.

Berbicara pada sebuah konferensi di Tehran, presiden Iran menekankan bahwa kecenderungan beberapa negara regional tidak mengkompromikan prinsip konstitusional di balik dukungan terhadap Palestina.

“Dukungan kami untuk Gaza dan Palestina didasarkan pada Konstitusi. Mendukung kaum tertindas adalah salah satu dasar Konstitusi. Oleh karena itu, mendukung Palestina telah menjadi isu utama Revolusi [Islam] sejak permulaannya,” katanya.

“Kita tidak bisa berhenti berpegang pada prinsip-prinsip tersebut. Kecenderungan beberapa pihak di kawasan ini tidak akan mengkompromikan prinsip Konstitusi ini.”

Raisi juga menggambarkan Konstitusi Iran sebagai yang paling progresif di antara semua negara.

Dia lebih lanjut mengutip seorang ahli hukum Afrika yang mengatakan bahwa Konstitusi Republik Islam adalah kombinasi antara demokrasi dan cita-cita.[IT/r]
Comment