0
Sunday 3 June 2018 - 05:13
AS, Turki dan Gejolak Suriah:

Moallem: Kedaulatan Suriah Sudah Tetap, Turki dan AS Adalah Penjajah

Story Code : 729123
Walid Al-Moallem, Syrian Foreign Minister
Walid Al-Moallem, Syrian Foreign Minister
Dia membantah laporan tentang kesepakatan terhadap wilayah selatan Suriah, Moallem menekankan bahwa pasukan AS harus mundur dari Tanaf.

"Pasukan AS harus mengundurkan diri dari Tanaf, kedaulatan Suriah di wilayah ini tidak dapat dipungkiri," kata Moallem dalam konferensi pers di Damaskus.

"Kami menganggap Turki, baik Turki sebagai musuh dan penyerbu,  AS tidak memiliki hak untuk bernegosiasi mengenai kota-kota Suriah," kata diplomat Suriah itu, menekankan bahwa pasukan Suriah akan membebaskan setiap inci wilayah Suriah.

Sementara itu, Moallem mengatakan bahwa Damaskus telah menyerahkan daftar 50 nama anggota komite konstitusi ke Rusia dan Iran, mencatat bahwa langkah itu datang sebagai bagian dari kesepakatan dengan Moskow dan Tehran yang merupakan negara penjamin dari jalur Astana.

"Kami mengirim 50 nama, negara Suriah harus memiliki mayoritas dalam jumlah yang akan disepakati, dan keputusan komite harus diambil dengan suara bulat."

Dalam konteks ini, Moallem mengatakan: "Tidak masalah di mana komite konstitusi akan bertemu," menekankan bahwa "apa yang penting adalah bagaimana pihak lain akan menangani masalah ini."

Dia menegaskan sementara itu, bahwa misi utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura dibatasi untuk memfasilitasi diskusi-diskusi ini.

Di sisi lain, Moallem menekankan bahwa Damaskus akan menyediakan semua fasilitasi bagi pengungsi Suriah yang ingin kembali ke tanah air mereka.

"Kami adalah yang paling prihatin untuk mengembalikan orang-orang yang terlantar ke rumah mereka dan kami akan menyediakan semua fasilitasi bagi mereka yang ingin kembali," tambah diplomat Suriah itu.

Sementara itu, Moallem menegaskan bahwa Konstitusi Pasal No. 15 melarang penyitaan properti apa pun jika bukan untuk kepentingan publik.

"Undang-undang Nomor 10 adalah suatu keharusan setelah membebaskan al-Ghouta dari terorisme karena organisasi teroris telah membakar catatan properti dan memanipulasi properti pribadi dan properti ini harus dikonsulidasikan untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya."[IT/r]
Comment