0
2
Komentar
Thursday 26 February 2015 - 13:15

Rilis Dokumen “Rahasia”, Pengabdian Jujur Qatar Kepada Israel dan AS

Story Code : 443263
Penggalan dokumen (The Guardian)
Penggalan dokumen (The Guardian)
Televisi milik kerajaan Qatar, al-Jazeera, belum lama ini memperoleh dokumen dengan marka "top secret". Diduga dibocorkan oleh agen intelijen, dokumen yang digambarkan mengulas banyak 'rahasia intelijen' di Timur Tengah dan Afrika itu disebut-sebut sebagai kebocoran terbesar sejak Skandal Edward Snowden.

Redaksi Al-Jazeera bilang mereka ingin menurunkan serangkaian laporan yang membahas isi dokumen. Tapi apakah dokumen itu sungguh sebuah kebocoran dan benar-benar kerjaan agen intelijen?

Sangat mudah bagi mereka yang sepenuhnya menyadari betapa fungsi sebuah lembaga negara bisa tiba-tiba rubuh dan tersungkur akibat narasi dan cerita di media. Pada tingkat sederhana, cerita kebocoran dokumen itu terdengar sangat masuk akal dan logis.

Merujuk pada rekaman 'komunikasi instan', al-Jazeera menggambarkan kebocoran itu terjadi di Afrika Selatan, sebuah negara dengan indeks korupsi cukup tinggi.

Dalam konteks ini, al-Jazeera tengah mempertaruhkan reputasinya atas yang, bisa jadi, realitasnya sangat berbeda dengan apa yang diyakini media milik kerajaan itu.

Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times mencoba menelusuri beberapa faktor dasar seputar insiden "kebocoran" intelijen.

Semua faham, al-Jazeera adalah saluran televisi yang didanai pemerintah, sehingga setiap informasi terkait dengan intelijen dianggap sebagai harta karun -- yang pada dasarnya adalah milik pemerintah Qatar. Sementara itu, tidak ada yang menolak bahwa rezim Qatar adalah sekutu strategis Israel, Inggris dan AS. Nah apakah perilisan dokumen itu serta merta bakal merusak hubungan strategis itu? Apakah Qatar punya nyali besar dengan rencana perilisan itu?

Informasi intelijen tetap akan berharga dan bernilai hanya bila pihak lawan tidak mengetahui bahwa musuh mengetahui rahasia itu. Jika orang boleh menganggap bahwa rezim Qatar akan menggunakan dokumen yang bocor itu untuk kepentingan nasional mereka, mengapa Qatar harus mengumumkannya?

Fakta bahwa salah satu laporan al-Jazeera dalam laporan awal 'kebocoran intelijen' itu adalah tentang bagaimana Mossad tidak sependapat dan tidak menyetujui gagasan Benjamin Netanyahu terkait program nuklir damai Iran. Padahal Iran sudah semestinya berhak memiliki program nuklir damai dengan berbagai alasan;

Salah satunya adalah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan masyarakat internasional secara luas memahami fakta bahwa secara hukum dan secara teknis, Iran hingga saat ini tidak melanggar dan tidak akan melanggar peraturan yang diterapkan IAEA.

Dari sisi ini, masyarakat internsional sama sekali tidak memerlukan sebuah laporan "rahasia" jika hanya untuk mengetahui kasus sepele ini; bahkan dengan pencarian di Google yang sangat sederhana tanpa menggunakan rumus yang njlimet pun, hal itu akan mudah dikonfirmasi Google.

Jadi mengapa membuat laporan tentang topik ini? Sementara pada saat yang sama Barat-lah yang dalam posisi memerlukan Iran. Untuk menandatangani kesepakatan nuklir dengan Iran, Barat membutuhkan skenario penyelamatan wajah mereka yang bopeng. Jadi, bocoran tersebut dipandang sebagai bagian dari skenario penyelematan wajah yang memungkinkan rezim Barat menandatangani perjanjian dengan Iran demi mempertahankan kekuatannya yang tergerus di Timur Tengah.

Dokumen-dokumen lain yang bakal diterbitkan al-Jazeera bisa dikatakan jauh dari kata greget. Misalnya deretan panjang dokumen tentang keberadaan Iran di Afrika Selatan bersumber dari makalah penelitian khas lembaga tangki pemikiran dengan kutipan dari sumber-sumber yang terbuka dan umum.

Dokumen lain juga berbicara tentang bagaimana pemerintahan Obama sedang mencoba memblokir aspirasi negara Palestina di PBB dan lembaga internasional lainnya.

Nah, jika sudah begini, siapa yang bakal menganggap dokumen al-Jazeera itu sebagai "rahasia"?

Di era teknologi super modern ini, hampir semua orang dengan mudah dan mampu memproduksi serta mengelola persepsi masing-masing.

Sebab itu seyogyanya "Kebocoran" rahasia dokumen ini hanya bisa dipandang sebagai operasi sosial politik ketimbang murni masalah intelijen dan keamanan!

Orang tidak harus naif menerima apa yang mereka lihat di kanal teve al-Jazeera yang dimiliki oleh rezim monarkis pro Israel dan Barat. Al-Jazeera tidak akan menjalankan serial lucu ini tanpa persetujuan dari juru bayarnya, yakni pemerintah Qatar. Dan masih banyak orang yang punya beberapa isu yang jauh lebih besar dari sekedar segelintir orang di Afrika Selatan yang mengupload 'rahasia' dari hard drive komputer.

Beberapa orang mungkin bersikukuh bahwa dokumen itu benar dan nyata, dan mungkin dalam waktu dekat ini, dunia akan segera menyaksikan pengunduran diri beberapa pejabat penting intelijen.

Pada awal Perang Dunia II, Jerman (Agen Jerman) memberikan dokumen "rahasia" kepada pemimpin Soviet, Josef Stalin. Dokumen tersebut lalu diserahkan ke Presiden Edvard Benes dari Cekoslowakia.

Untuk meyakinkan keaslian dokumen kepada Stalin, Jerman bahkan mengeksekusi pejabat mereka sendiri sebagai korban yang bertanggung jawab atas kegagalan menjaga rahasia negara. Sementara dipihak Uni Soviet terjadi kasus pembunuhan Marsekal Mikhail Nikolayevich Tukhachevsky, pimpinan Tentara Merah antara tahun 1925-1928.

Tukhachevsky ditahan pada tahun 1937 bersama delapan tokoh militer lain, seperti Iona Yakir, Ieronim Uborevich, Robert Eideman, August Kork, Vitovt Putna, Boris Feldman, Vitaly Primakov dan Yan Borisovich Gamarnik yang diadili atas tuduhan berkhianat dan bekerja sama dengan Nazi Jerman. Tukhachevsky dan 8 terdakwa lainnya divonis hukuman mati pada bulan Juni 1937.

Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times, tentu saja tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan kebocoran itu adalah benar dan nyata. Namun, probabilitas dokumen tersebut sangat rendah.

Tapi bahkan sekalipun dokumen "Top Secret" itu adalah nyata, satu hal yang pasti adalah dokumen itu sudah dimanipulasi dan disajikan ke pubik untuk mencapai tujuan geo-strategis dan sosial-politik rezim imperialis Qatar. Tidak lebih tidak kurang!. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times]
Comment


nur fatoni
Indonesia
sebagai pengetahuan....boleh2 saja..
wababi sisapi
Indonesia
Rezim wahabi salafi takfiri timteng...preeeeetlah......