0
Saturday 19 November 2022 - 04:54
Turki dan Konflik Ukraina:

Pejabat Turki: Ukraina adalah 'Perang antara Barat dan Rusia' 

Story Code : 1025427
Pejabat Turki: Ukraina adalah
AS tidak ingin konflik berakhir, kata wakil pemimpin partai Erdogan

“Perang ini bukan antara Rusia dan Ukraina, ini adalah perang antara Rusia dan Barat,” Kurtulmus mengatakan kepada outlet tersebut, menambahkan bahwa “AS dan beberapa negara di Eropa” memperpanjang konflik dengan mendukung Ukraina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang berbicara dengan Moskow dan Kiev, kata Kurtulmus, dan pada bulan Maret berhasil mengatur negosiasi di Istanbul yang tampak menjanjikan. Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Ukraina, Vladimir Zelensky, "akan menandatangani" kesepakatan, tetapi "seseorang tidak menginginkan" hal itu terjadi.

Menurut media Ukraina, Kiev menerima pesan pada bulan April bahwa Barat tidak tertarik pada perdamaian dengan Rusia, yang mendorong Zelensky untuk menghentikan pembicaraan. Utusan itu kabarnya tidak lain adalah perdana menteri Inggris saat itu, Boris Johnson.

“Ada kemajuan dalam isu-isu tertentu, dan kami mencapai titik akhir, lalu tiba-tiba kami melihat bahwa perang semakin cepat,” kata Kurtulmus kepada CNN Turk pada hari Jumat. “Yang kami inginkan adalah mengakhiri perang ini. Seseorang berusaha untuk tidak mengakhiri perang. AS melihat perpanjangan perang sebagai kepentingannya.”

Menurutnya, konflik tersebut telah membuat sebagian besar Eropa menuntut NATO untuk menjadi lebih aktif melawan ancaman yang dirasakan dari Rusia, yang menguntungkan Washington.

Menurut Kurtulmus, “keseimbangan sistem dunia menghilang” dengan runtuhnya Uni Soviet, dan “perebutan kekuasaan yang sengit” sedang berlangsung.

“Sangat penting untuk membangun sistem politik global. Penting untuk mendirikan institusi baru yang akan menjamin perdamaian dunia,” katanya.

Kurtulmus adalah mantan wakil perdana menteri Turki, yang telah menjadi wakil Erdogan di kepala AKP sejak 2018. Komentarnya muncul saat Rusia setuju untuk memperpanjang kesepakatan yang dinegosiasikan Turki untuk mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam selama 120 hari, dengan syarat Kiev tidak menggunakan koridor laut untuk melakukan lebih banyak serangan.[IT/r]
Comment