Tahanan Palestina Memulai Mogok Makan Bersama di Penjara 'Israel'

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu (22/3), Perhimpunan Tahanan Palestina [PPS] mengatakan lebih dari 2.000 tahanan juga akan bergabung dalam aksi mogok pada hari Kamis (23/3), hari pertama bulan suci Ramadhan.

Keluhan utama para tahanan adalah tindakan represif yang diambil atas perintah dari menteri sayap kanan Zionis Itamar Ben Gvir.

Mogok makan adalah untuk menarik perhatian pada pelanggaran hak-hak dasar para tahanan Palestina yang ditolak aksesnya ke perawatan medis dasar dan sering menjadi sasaran penyiksaan.

Ratusan tahanan Palestina ditahan di bawah penahanan administratif, di mana rezim Zionis menahan para tahanan tanpa dakwaan hingga enam bulan, periode yang dapat diperpanjang berkali-kali lipat. Kelompok HAM mengatakan penggunaan penahanan administratif oleh rezim Tel Aviv adalah 'taktik bangkrut'.

Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina yang ditahan di pusat penahanan Zionis 'Israel'.

Otoritas penjara rezim Zionis menahan para tahanan dalam kondisi menyedihkan tanpa standar higienis yang layak.

Pada hari Senin, parlemen Zionis, yang dikenal sebagai Knesset, memilih untuk mengizinkan pemukim kembali ke daerah di bagian utara Tepi Barat yang diduduki yang dievakuasi pada tahun 2005.

Langkah tersebut memicu kecaman keras dari gerakan perlawanan Palestina Hamas. Juru bicara Jihad Taha mengatakan pengesahan RUU itu dimaksudkan untuk Yahudisasi wilayah Palestina, tetapi itu hanya akan meningkatkan semangat perlawanan di kalangan pemuda Palestina.

Keputusan pemukiman kembali di empat pos terdepan datang kurang dari seminggu setelah pejabat Zionis menegaskan kembali janji kepada otoritas Palestina bahwa mereka tidak akan memajukan rencana pemukiman setidaknya selama empat bulan.[IT/r]