0
Wednesday 6 September 2023 - 03:36
Islamofobia di Eropa:

Kerusuhan Meletus di Negara UE setelah Protes Pembakaran Alquran

Story Code : 1080169
Kerusuhan Meletus di Negara UE setelah Protes Pembakaran Alquran
Serentetan demonstrasi anti-Islam telah terjadi di Swedia dalam beberapa bulan terakhir

“Saya memahami bahwa pertemuan publik seperti ini membangkitkan emosi yang kuat,” kata perwira senior polisi Petra Stenkula pada konferensi pers hari Senin. “Tapi kami tidak bisa mentolerir gangguan dan ekspresi kekerasan seperti yang kami lihat pada Minggu (3/9)sore.”

Kerusuhan dimulai ketika pengungsi asal Irak, Salwan Momika, membakar Alquran di lingkungan Rosengard yang mayoritas penduduknya imigran di Malmo, sebuah wilayah yang juga pernah mengalami titik konflik serupa di masa lalu. Setidaknya 15 orang ditangkap dalam insiden awal, kata polisi.

Pada Senin pagi, sekelompok pemuda Muslim yang marah atas penodaan kitab suci membakar puing-puing dan ban mobil di Rosengard, lapor media lokal DN. Beberapa dari mereka yang berada dalam kerumunan juga dilaporkan melemparkan skuter dan sepeda ke arah polisi, sementara beberapa mobil juga dibakar di tempat parkir bawah tanah dalam apa yang digambarkan polisi sebagai “kerusuhan yang disertai kekerasan.”

“Apa pun alasan di balik kerusuhan ini, kebakaran mobil, pelecehan, kekerasan terhadap petugas polisi,… apa pun alasannya, saya pikir semua orang Swedia menganggap hal ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Perdana Menteri Swedia Ulf Krisersson kepada wartawan pada hari Senin.

Momika, seorang aktivis anti-Islam terkemuka yang tinggal di ibu kota Swedia, Stockholm, telah menghancurkan salinan Al-Quran dalam serangkaian protes baru-baru ini. Polisi di negara UE telah mengizinkan tindakan tersebut berdasarkan undang-undang kebebasan berpendapat, namun juga menyatakan bahwa tindakan mereka yang mengizinkan demonstrasi tidak berarti mendukung tindakan Momika.

Serentetan insiden pembakaran Alquran di Swedia, serta rencana protes serupa di negara tetangganya di kawasan Nordik, Norwegia, telah memicu protes kemarahan di beberapa negara mayoritas Muslim.

Para pemimpin Muslim telah meminta anggota parlemen Swedia untuk menerapkan langkah-langkah guna mencegah demonstrasi lebih lanjut yang dianggap anti-Islam. Walaupun Stockholm mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk memberlakukan kembali undang-undang penistaan ​​agama, yang telah dihapuskan pada tahun 1970an, pemerintahnya mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki metode untuk menolak izin protes atas insiden yang dapat menimbulkan masalah keamanan nasional.[IT/r]
Comment