Indonesia Siap Kirim Bantuan ke Libya dan Maroko

Namun, hingga saat ini, pemerintah Maroko belum membuka pintu bagi bantuan asing, kecuali dari negara-negara yang telah diminta secara khusus oleh Maroko untuk memberikan bantuan terkait gempa bumi bermagnitudo 6,8 yang mengguncang negara itu.

Sementara itu, pemerintah Libya masih berkomunikasi dengan KBRI Tripoli untuk mendiskusikan bantuan yang diperlukan bagi korban banjir dahsyat, yang telah menewaskan sedikitnya 6.000 orang dan menyebabkan ribuan orang hilang.

Lalu Muhamad Iqbal juga menyebutkan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana di Libya dan Maroko. Namun, situasi menjadi lebih rumit karena lokasi banjir di Libya bagian timur cukup jauh dari ibu kota Tripoli, sehingga sulit untuk mengidentifikasi jumlah korban.

Dengan adanya konflik politik di Libya, dengan dua pemerintahan bersaing di Tripoli dan Tobruk, penanganan bencana semakin rumit. "Karena itu kita belum bisa memastikan 100 persen apakah ada korban WNI atau tidak, terutama karena masalah politik dan geografis. Wilayah banjirnya lebih dekat ke Benghazi, yang jauh dari Tripoli," jelas Iqbal.

Saat ini, tercatat sekitar 282 WNI berada di Libya dan sekitar 500 WNI berada di Maroko. Indonesia tetap siap memberikan bantuan jika diperlukan dalam situasi darurat di kedua negara tersebut.