Media: Serangan Hamas Awalnya Direncanakan pada Bulan April 

Serangan itu dibatalkan, dan peringatan intelijen mengenai hal itu dianggap sebagai peringatan palsu, lapor Saluran 12 Zionis Israel

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengetahui rencana serangan tersebut, dan mendeteksi tanda-tanda awal persiapan Hamas, kata tentara dengan unit intelijen sinyal 8200 kepada penyiar tersebut. Data tersebut dilaporkan mendorong IDF untuk meningkatkan tingkat kewaspadaannya, yang menyebabkan kelompok Palestina mengabaikan rencana awal.

IDF akhirnya menganggap peringatan intelijen tersebut sebagai peringatan palsu, tambah laporan itu. Hamas, klaim sumber tersebut, fokus pada keamanan dalam negeri dan membuat sebagian besar anggotanya tidak mengetahui rencana selanjutnya, termasuk serangan yang dijadwalkan ulang, yang dilakukan pada 7 Oktober.

Menurut laporan media Zionis Israel, unit pengawasan di perbatasan dengan Gaza memperingatkan IDF mengenai latihan Hamas yang “tidak biasa” sekitar tiga bulan sebelum serangan bulan Oktober, namun kekhawatiran mereka dilaporkan dianggap sebagai “fantasi.”

Pada hari Jumat (24/11) Financial Times juga melaporkan, dengan mengutip sumber, bahwa penjaga perbatasan Zionis Israel telah mengumpulkan file rinci mengenai serangan Hamas yang kemudian terjadi dan menyerahkannya kepada perwira intelijen tertinggi di komando selatan, beberapa minggu sebelum serangan itu terjadi. Dokumen tersebut dilaporkan berisi “peringatan khusus,” yaitu rencana untuk melanggar perbatasan di beberapa titik dan merebut pemukiman lokal, menurut outlet tersebut.

IDF tidak membenarkan atau menyangkal adanya informasi intelijen yang diabaikan tersebut, ketika didekati oleh Financial Times. Sebelumnya, surat kabar Zionis Israel Haaretz mengutip seorang tentara perempuan yang tidak disebutkan namanya yang menyalahkan seksisme institusional di dalam barisan karena kurangnya perhatian terhadap laporan dari penjaga perbatasan.

Serangan Hamas tanggal 7 Oktober merenggut nyawa sekitar 1.200 warga Zionis Israel, sebagian besar warga sipil. Yerusalem Barat merespons dengan pemboman besar-besaran di Gaza, diikuti dengan operasi darat. Jumlah korban tewas di pihak Palestina telah melampaui 14.800 orang, menurut para pejabat di daerah kantong tersebut.[IT/r]