0
Sunday 3 December 2023 - 03:14
Turki dan Gejolak Palestina:

Erdogan: Harapan Perdamaian di Gaza Hilang, Hamas Harus Mencari Solusi

Story Code : 1099869
Turkish President Recep Tayyip Erdogan
Turkish President Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki berharap kunjungannya ke Yunani minggu depan akan membuka babak baru dalam hubungan Ankara-Athena, menurut media Turki pada hari Sabtu (2/12).

Sekembalinya dari menghadiri KTT COP28 di Uni Emirat Arab, ia menyatakan tidak kehilangan harapan untuk mencapai perdamaian dalam konflik tersebut dan mencatat bahwa Perlawanan Palestina, Hamas, tidak dapat dikecualikan dari solusi potensial.

Secara terpisah, ia berharap kunjungannya ke Yunani minggu depan akan membuka babak baru dalam hubungan Ankara-Athena, menurut media Turki pada hari Sabtu (2/12).

Selain itu, beliau menyampaikan kepada wartawan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat mengenai beberapa hal antara kedua negara, masih ada peluang untuk perbaikan.

'Terorisme negara' yang terang-terangan

Dalam lawatannya, Erdogan menyuarakan harapannya terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menerapkan akuntabilitas bagi “tukang jagal Gaza”, yaitu Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu.

Setelah menekankan perlunya memberikan hukuman yang diperlukan bagi mereka yang tertangkap dalam insiden yang dilaporkan di Gaza, Erdogan meyakinkan bahwa proses di Den Haag akan diawasi secara ketat dengan harapan bahwa keputusan tersebut akan membawa keadilan.

“Ini adalah terorisme negara,” katanya mengenai tindakan Zionis “Israel”, “Kita tidak bisa tinggal diam terhadap terorisme negara ini.”

Erdogan menggambarkan pemerintahan Netanyahu sebagai “noda hitam” dalam sejarah, dan menyatakan bahwa negara-negara yang mendukungnya tanpa syarat juga “ternoda.”

“Pejabat Zionis Israel yang selama ini dikenal sebagai korban genosida kini berubah menjadi pembunuh nenek moyang mereka,” ujarnya.

Mengabaikan genosida di Gaza

Hal ini terjadi setelah Erdogan menggambarkan kejahatan Zionis “Israel” sebagai “terorisme penjajah” yang merupakan “genosida”.

Dalam kutipan langsungnya, Erdogan mengatakan pada tanggal 22 November, "Kami [pejabat negara] harus memaksa Israel untuk mematuhi hukum internasional dan bertanggung jawab atas tindakannya. Kami juga harus mematahkan blokade di PBB," dan menyatakan bahwa "semua orang, termasuk pejabat asing" ingin Netanyahu pergi.

Dia kemudian mengkritik para politisi yang memilih untuk mengabaikan genosida di Gaza dan memperingatkan mereka terhadap “respons demokratis masyarakat” karena kesadaran masyarakat telah bergeser ke arah Palestina.

Presiden Turki juga mengakui bahwa pejuang Hamas adalah pejuang Perlawanan yang berjuang untuk melindungi wilayah dan rakyat mereka.[IT/r]
Comment