0
Sunday 31 March 2024 - 03:53

Axios: Israel Menginginkan Pasukan Keamanan Multi-Nasional di Gaza 

Story Code : 1125985
Humanitarian aid is airdropped to Palestinians over Gaza City, Gaza Strip
Humanitarian aid is airdropped to Palestinians over Gaza City, Gaza Strip
Pasukan tersebut dilaporkan akan bertugas menjaga hukum dan ketertiban di wilayah tersebut dan mengawal konvoi bantuan kemanusiaan

Proposal tersebut membayangkan kontingen pasukan dari negara-negara Arab dikerahkan ke Gaza untuk masa transisi terbatas. Pasukan tersebut akan ditugaskan untuk mengawal dan membantu memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan dan secara umum menjaga hukum dan ketertiban di daerah kantong tersebut. Mereka juga diharapkan membantu membentuk badan pemerintahan alternatif di Gaza, kata salah satu sumber.

Gallant dilaporkan meminta Washington untuk mendukung inisiatif tersebut selama pertemuannya dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan. Sementara itu, para pejabat Israel juga dilaporkan telah mendiskusikan proposal tersebut dalam beberapa pekan terakhir dengan perwakilan setidaknya dari tiga negara Arab, salah satunya adalah Mesir.

“Ada kemajuan dalam mempromosikan inisiatif ini baik dari segi kesediaan pemerintahan Biden untuk membahasnya dan dalam hal keterbukaan negara-negara Arab terhadap gagasan tersebut,” kata salah satu sumber.

Namun, seorang pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya dari salah satu negara yang dilaporkan terlibat dalam perundingan tersebut mengatakan kecil kemungkinannya pasukan asing akan dikerahkan ke wilayah tersebut sampai permusuhan berakhir. Seorang pejabat AS menambahkan bahwa langkah tersebut memerlukan undangan resmi dari Otoritas Palestina di Gaza dan hanya akan dilakukan dalam konteks solusi dua negara. Hal ini, kata sumber tersebut, membuat inisiatif ini tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat karena penolakan Israel untuk mengakui Palestina sebagai negara terpisah.

Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali menolak gagasan pembentukan negara Palestina setelah perang. Dia juga mengkritik resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan awal pekan ini, yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza, dan mengatakan bahwa keputusan tersebut melemahkan upaya Israel untuk membebaskan warga Zionis Israel yang ditahan oleh Hamas. Militan dari organisasi tersebut melancarkan serangan dari Gaza ke Israel selatan pada bulan Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera banyak orang. Israel telah berjanji untuk melanjutkan operasi militernya di daerah kantong tersebut sampai mereka benar-benar melenyapkan benteng Hamas.

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh sejak konflik pecah.[IT/r]
Comment