0
Thursday 18 April 2024 - 22:22
Iran - Zionis Israel:

Jenderal Memperingatkan: Tehran Bisa Menyerang Situs Nuklir Israel

Story Code : 1129542
Fattah, an Iranian hypersonic ballistic missile
Fattah, an Iranian hypersonic ballistic missile
Serangan terhadap fasilitas Iran akan memicu aksi balasan, kata petugas IRGC yang bertanggung jawab atas keselamatan fasilitas tersebut.

Ketegangan meningkat di Timur Tengah bulan ini menyusul dugaan serangan udara Zionis Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada tanggal 1 April, yang menewaskan tujuh petugas IRGC. Tehran membalas akhir pekan lalu dengan serangan besar-besaran drone dan rudal, yang sebagian besar dilaporkan berhasil ditembak jatuh oleh negara Yahudi tersebut dan pendukung Baratnya.

Tehran mengatakan pihaknya menganggap insiden itu telah selesai, namun Zionis Israel berjanji akan membalas tanpa mengungkapkan bagaimana dan kapan. Dilaporkan, Yerusalem Barat sedang mempertimbangkan tindakan militer lebih lanjut, yang mungkin menargetkan industri nuklir Iran. Brigadir Jenderal IRGC Ahmad Haghtalab, petugas yang bertanggung jawab menjaga situs-situs Iran, mengatakan industri nuklir Zionis Israel bisa terkena serangan balasan.

Kompleks nuklir Zionis Israel “telah teridentifikasi, dan informasi yang diperlukan mengenai semua target tersedia untuk kami tanggapi,” katanya, seperti dikutip oleh Tasnim, kantor berita semi-resmi yang berafiliasi dengan IRGC. “Kami punya kendali untuk meluncurkan rudal yang kuat dan menghancurkan target tersebut.”

Industri nuklir Zionis Israel mempunyai komponen sipil publik dan juga komponen militer, yang keberadaannya tidak dikonfirmasi atau disangkal. Yerusalem Barat diperkirakan memiliki 80 senjata nuklir, termasuk 30 bom gravitasi dan 50 hulu ledak untuk rudal balistik jarak menengah, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sebuah pengawas keamanan internasional terkemuka. Haghtalab tidak merinci lokasi mana yang dipertimbangkan Iran untuk operasi hipotetisnya.

Zionis Israel telah menuduh Iran diam-diam mengembangkan kemampuan nuklirnya sendiri selama beberapa dekade. Gilad Erdan, perwakilannya di PBB, Minggu lalu mengklaim bahwa Tehran hanya tinggal beberapa minggu lagi untuk membuat senjata nuklir, dan ia mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika Iran “dapat meluncurkan bom nuklir” ketika menyerang negaranya.

Kepemimpinan Iran telah menyatakan bahwa mereka menganggap semua senjata pemusnah massal tidak sesuai dengan Islam. Namun Haghtalab menilai, “mungkin” bagi Tehran untuk mempertimbangkan kembali “doktrin dan politik nuklirnya,” jika Zionis Israel terus mengancam fasilitas nuklirnya.

Lokasi nuklir biasanya dianggap terlarang untuk aksi militer, kata jenderal itu, namun serangan Zionis Israel terhadap konsulat, sebuah misi diplomatik yang dilindungi secara internasional, adalah bukti bahwa mereka tidak peduli untuk bertindak sesuai aturan.[IT/r]
Comment