0
Monday 20 May 2024 - 09:40
Gejolak Zionis Israel:

Ben-Gvir kepada Gantz: Anda adalah 'Pemimpin Kecil, Penipu Besar'

Story Code : 1136193
Israeli Police Minister Itamar Ben-Gvir attends the weekly cabinet meeting
Israeli Police Minister Itamar Ben-Gvir attends the weekly cabinet meeting
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz menghadapi reaksi keras dari anggota koalisi menyusul ultimatumnya pada 8 Juni kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyusun rencana untuk Gaza pascaperang, media Zionis Israel melaporkan.

Perpecahan baru-baru ini muncul dalam Kabinet Perang ketika Perlawanan Palestina terus menimbulkan kerugian besar pada pasukan pendudukan Zionis Israel di Gaza utara dimana militer Zionis Israel sebelumnya mengklaim bahwa kelompok tersebut telah dibubarkan. Pada saat yang sama, keluarga para tawanan Zionis Israel yang masih ditahan oleh Perlawanan di Jalur Gaza semakin tidak sabar di tengah kegagalan pemerintah untuk mengambil kembali para tawanan tersebut baik melalui diplomasi maupun secara militer.

Gantz memperingatkan pada hari Sabtu (18/5) bahwa dia dan partainya akan keluar dari koalisi pemerintah kecuali Netanyahu menyetujui rencana tersebut.

Setelah pidato Gantz di televisi, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan bahwa "tidak ada batasan bagi kemunafikan."

“Selama berbulan-bulan kita telah menderita karena sikap Gantz dan teman-temannya yang patuh, gerakan ke kiri yang tak henti-hentinya,” katanya, menyarankan agar menteri Kabinet Perang menunda tenggat waktu “sampai besok” dan keluar dari koalisi.

“Kabinet perang, yang dibentuk demi persatuan, telah lama berubah menjadi pemerintahan sayap kiri dan menjadi sarana untuk melemahkan perdana menteri dan pemerintahan sayap kanan terpilih,” bantah Karhi.

Sementara itu, Menteri Kepolisian Itamar Ben-Gvir juga menggambarkan Gantz sebagai "pemimpin kecil dan penipu besar, yang sejak pertama kali bergabung dengan pemerintah menyibukkan diri dengan mencoba memecah belah pemerintah."

“Dia adalah orang terakhir yang bisa menyarankan alternatif keamanan,” tambahnya.

Sementara itu, anggota parlemen Ariel Kellner menuduh Gantz "selalu meremehkan kebijakan pemerintah untuk memajukan kebijakan yang gagal dan mengalah seperti yang Anda dorong sepanjang hidup Anda… Anda dipersilakan untuk meninggalkan pemerintahan dan membebaskan kami dari kehadiran Anda… Kami akan terus berjalan tanpa Anda. "

Sebelumnya, Gantz menegaskan bahwa "kabinet perang harus merumuskan dan menyetujui pada tanggal 8 Juni sebuah rencana aksi yang akan mengarah pada realisasi enam tujuan strategis kepentingan nasional.. (atau) kami akan terpaksa mengundurkan diri dari pemerintahan."

Dia menyebutkan bahwa enam tujuan tersebut termasuk “menghilangkan Hamas, memastikan kontrol keamanan Zionis Israel atas Jalur Gaza, dan mengembalikan tawanan Zionis Israel” yang ditahan oleh Perlawanan Palestina.

“Seiring dengan mempertahankan kontrol keamanan Zionis Israel, bentuklah pemerintahan Amerika, Eropa, Arab, dan Palestina yang akan mengatur urusan sipil di Jalur Gaza dan meletakkan dasar bagi alternatif masa depan yang bukan Hamas atau (Mahmud) Abbas,” jelas Gantz merujuk pada kepada Presiden Palestina.

Dia juga mendesak normalisasi hubungan dengan Arab Saudi “sebagai bagian dari langkah keseluruhan yang akan menciptakan aliansi” melawan Iran dan para pendukungnya.

Kemudian, Netanyahu menanggapi ancaman Gantz dengan mengecam tuntutan menteri tersebut sebagai “kata-kata palsu yang maknanya jelas: berakhirnya perang dan kekalahan bagi Israel, menelantarkan sebagian besar sandera, membiarkan Hamas tetap utuh, dan pembentukan negara negara Palestina baru."

Perdana Menteri Zionis Israel juga dikecam pada awal pekan ini oleh Menteri Keamanannya sendiri, Yoav Gallant, karena gagal mengesampingkan pemerintahan Zionis Israel di Gaza setelah perang.

Gallant mendesak Netanyahu "untuk mengambil keputusan dan menyatakan bahwa Israel tidak akan melakukan kontrol sipil atas Jalur Gaza."

Namun Netanyahu menolak peran apa pun yang dilakukan Otoritas Palestina di Gaza pascaperang, dan mengklaim pada hari Kamis (16/5) bahwa mereka “mendukung teror, mendidik teror, dan mendanai teror.”[IT/r]
Comment