0
Friday 7 June 2024 - 00:04
Irak - Zionis Israel:

Presiden Irak: ‘Genosida’ di Gaza Harus Dihentikan 

Story Code : 1140096
Iraqi President Abdul Latif Rashid
Iraqi President Abdul Latif Rashid
Tidak akan ada istirahat bagi Timur Tengah tanpa negara Palestina yang berdaulat, kata Abdul Latif Rashid

Tujuan pemerintah di Bagdad adalah untuk memastikan bahwa rakyat Palestina diberikan “penentuan nasib sendiri sepenuhnya,” dan bahwa Negara Palestina diakui secara internasional dan “memainkan perannya di kawasan,” kata Rashid kepada Murad Gazdiev dari RT dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis (6/6).

Irak mendukung solusi dua negara terhadap konflik Zionis Israel-Palestina karena tanpa solusi tersebut, Timur Tengah “tidak akan beristirahat selamanya, dan kemakmuran serta pembangunan akan tertunda untuk waktu yang lama,” jelasnya.

Ketika membahas operasi militer Zionis Israel yang sedang berlangsung di Gaza, presiden mengutuk apa yang ia gambarkan sebagai “pembantaian terhadap rakyat Palestina,” dan menegaskan bahwa “tidak ada pembenaran” untuk tindakan tersebut.

“Genosida ini harus dihentikan… Kami ingin perang segera berakhir,” kata Rashid. Komunitas internasional harus bertindak untuk memberikan semua bantuan kemanusiaan yang diperlukan kepada Palestina, tambahnya.

Pada Kamis pagi, jet Zionis Israel mengebom sebuah sekolah di kamp Nuseirat di Gaza tengah, yang dioperasikan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga Palestina yang mengungsi akibat pertempuran tersebut. Setidaknya 40 orang tewas dalam serangan itu, kata Kantor Media Pemerintah Gaza kepada Reuters.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengkonfirmasi serangan tersebut, namun mengklaim bahwa mereka menargetkan “teroris [yang] mengarahkan teror dari area sekolah sambil mengeksploitasinya dan menggunakannya sebagai tempat berlindung.”

Setidaknya, 36.654 orang sejauh ini telah tewas dan lebih dari 83.309 lainnya terluka dalam serangan udara Zionis Israel dan serangan darat di Gaza, menurut kementerian kesehatan daerah kantong Palestina. Zionis Israel melancarkan operasinya sebagai respons terhadap serangan lintas batas oleh kelompok bersenjata Palestina Hamas pada Oktober lalu, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan 250 orang disandera.[IT/r]
Comment