0
Friday 7 June 2024 - 16:08

Perang Zionis Israel terhadap Anak-anak di Gaza

Story Code : 1140202
Perang Zionis Israel terhadap Anak-anak di Gaza
Dilansir Crescent International, mesin perang Zionis mengonfirmasi pada tanggal 6 Juni mereka telah mengebom tempat penampungan sekolah PBB, menewaskan sedikitnya 29 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

Serangan itu dilakukan oleh pesawat tempur yang dipasok AS dan menargetkan kamp pengungsi Nuseirat yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Seperti biasa, rezim teroris itu menuduh sekolah tersebut digunakan oleh Hamas, tanpa memberikan bukti apa pun. Mesin pembunuh rezim itu menggunakan istilah "teroris"; satu kebohongan yang terus didengungkan untuk membenarkan kejahatan perangnya.

Ribuan pengungsi Palestina—pria, wanita, dan anak-anak—sedang berlindung di kamp tersebut ketika pesawat tempur Israel menggempur.

Hampir dua juta warga Palestina telah dipindahkan dari satu kamp pengungsian ke kamp pengungsian lainnya, hanya untuk dibom dan dibunuh oleh kaum Zionis.

Sejauh ini, setidaknya 36.586 warga sipil telah tewas dan 83.074 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Di antara mereka terdapat lebih dari 15.000 anak-anak, mungkin lebih banyak lagi karena ribuan anak-anak terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

PBB memperkirakan lebih dari 88% bangunan di Gaza telah dihancurkan rezim Zionis sebagai aktualisasi kebijakan yang disengaja untuk membuat wilayah kecil itu tidak dapat dihuni.
Setiap sekolah, perguruan tinggi dan universitas serta hampir semua rumah sakit di daerah kantong kecil itu telah dihancurkan.

Meski Mahkamah Internasional (ICJ) telah memutuskan bahwa Israel harus segera menghentikan kebijakan genosidanya di Gaza tapi penjahat perang Benjamin Netanyahu dan menteri perangnya Yoav Gallant dengan menolak gagasan itu.

Mengidap kebencian akibat rasisme ekstrem, mereka menjalankan kebijakan pemusnahan total penduduk Palestina.

Zionis menjalankan strategi tiga cabang: pembunuhan massal, pembersihan etnis, dan kelaparan.

Meski mereka cukup berhasil dalam tujuan pertama dan terakhir, mereka gagal mencapai tujuan kedua. Tingkat pembunuhan mereka sangat tinggi. Lebih dari 700 ton bom di Gaza yang kecil telah dijatuhkan; lebih banyak dari yang dijatuhkan selama Perang Dunia Kedua.

Zionis juga memblokir semua pengiriman makanan serta air dan obat-obatan ke Gaza. Hal ini menyebabkan kelaparan besar-besaran, terutama di wilayah utara. Warga Palestina terpaksa minum air yang terkontaminasi yang mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui air.

Meski didera kesulitan yang sangat berat, warga Palestina menolak untuk meninggalkan tanah mereka. Sementara dsri negosiasi tidak langsung yang dipimpin AS untuk gencatan senjata tidak memberi manfaat apa pun karena para penjahat perang Israel tidak serius.

Gerakan perlawanan Islam, Hamas, telah menyerukan diakhirinya perang di Gaza secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel. Baru setelah itu Hamas akan menyetujui proposal gencatan senjata terbaru yang dilontarkan oleh Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat, 31 Mei.

Netanyahu sempat mengklaim itu adalah "proposal Israel", tapi Netanyahu segera menolak saran tersebut. Para penjahat perang di Tel Aviv mengatakan mereka akan melanjutkan perang bahkan selama negosiasi. 

Mereka juga menuntut pembebasan tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas. Hamas tidak akan menyetujui kesepakatan tersebut karena Zionis akan melanjutkan serangan mematikan mereka setelah semua tahanan Israel dibebaskan.

Generasi anak-anak Palestina telah musnah. Zionis harus bertanggung jawab atas kejahatan mengerikan yang mereka lakukan terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza.[IT/AR]
Comment