0
Friday 27 July 2018 - 02:19

AS Sangat Selektif Dalam Mengecam Kejahatan Satu Negara 

Story Code : 740475
AS Sangat Selektif Dalam Mengecam Kejahatan Satu Negara 

AS sangat selektif dalam mengutuk satu negara dimana negara itu melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan, yang sangat mirip dengan kekejamannya sendiri, ungkap seorang aktivis politik Amerika.

Mantan Presiden AS Barack Obama membantu kudeta di Ukraina yang menyebabkan munculnya kelompok militan anti-Rusia di negara itu, kata Myles Hoenig, yang mencalonkan diri untuk Kongres AS pada 2016 sebagai kandidat Partai Hijau.

"Kembali ke [mantan] Presiden Bill Clinton, urusan luar negeri dari kebijakan AS telah mengisolasi Uni Soviet dan mempersiapkan upaya militer pada perubahan rezim," katanya kepada Press TV pada hari Kamis (26/7/18).

Hoenig mengatakan bekas semenanjung Ukraina Crimea memiliki hak untuk melawan kembali sebuah pemerintahan pro-Barat yang kejam di Kiev ketika memutuskan untuk bergabung kembali dengan Rusia, di tengah tuduhan baru oleh Amerika Serikat bahwa Rusia telah menduduki wilayah Laut Hitam.

"Ketika pemerintahan Obama membantu untuk menggelar kudeta neo-Nazi pada tahun 2014, semua orang Rusia di dalam, dan terutama di timur, waspada terhadap hal-hal yang akan datang, yaitu perang genosida melawan mereka oleh pemerintah Kiev," kata Hoenig.

Dia mengatakan referendum Crimea untuk bergabung dengan Rusia akhir tahun itu adalah keputusan yang tepat untuk mengizinkan Moskow mencaplok wilayah yang menjadi milik Rusia sejak Catherine the Great.

Hoenig juga mengatakan penunjukan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tentang Rusia sebagai penjajah di Krimea adalah cerminan lain dari pendekatan selektif Washington dalam kebijakan luar negeri.

"AS sangat selektif dalam mengutuk kejahatan 'pendudukan', dan siapa yang tidak, dan kejahatan yang dilakukan oleh negara lain yang sangat mirip dengan kejahatannya sendiri," ujarnya, menambahkan bahwa AS selalu menutup mata. atas pekerjaan terang-terangan dari wilayah Palestina oleh rezim Israel dan apa yang terjadi di "penjara terbuka" di Jalur Gaza.(IT/TGM)
Comment