Sheikh Nabil Qaouq, wakil ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, membuat pernyataan pada hari Minggu (22/9), lebih dari seminggu setelah pejuang Yaman Houthi Ansarullah melakukan serangan pada dua fasilitas minyak Arab Saudi, di Abqaiq dan Khurais.
Serangan itu menyebabkan penghentian sekitar 50 persen produksi minyak mentah dan gas kerajaan Arab, menyebabkan lonjakan harga minyak.
Qaouq menambahkan bahwa operasi terhadap fasilitas minyak Saudi telah mengantarkan era baru di kawasan itu, yang katanya tidak menguntungkan bagi AS dan negara-negara sekutu regionalnya.
"Arab Saudi putus asa, karena telah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk membeli senjata dan mendapatkan dukungan AS, tetapi semuanya sia-sia," katanya, seraya menambahkan, "Pemerintah AS sekarang malu dan putus asa."
Qaouq mengatakan rezim Zionis Israel juga khawatir dengan "tingkat keparahan dan akurasi" serangan terhadap Aramco dan takut serangan serupa pada target Zionis Israel.
"Sumbu AS di kawasan itu mundur sekarang karena mengakui kekalahannya di Irak, Yaman, Suriah, Jalur Gaza yang terkepung, dan Lebanon, dan juga terhadap Iran," kata pejabat Hizbullah itu, seraya menambahkan bahwa AS dan sekutunya "menerima kekalahan baru setiap hari, sementara poros perlawanan terus menambah pencapaian dan kemenangannya."
Pasukan Yaman secara teratur menargetkan posisi di dalam Arab Saudi sebagai pembalasan atas perang yang dipimpin Saudi di Yaman, yang dimulai pada Maret 2015 dalam upaya untuk memasang kembali rezim lama.
Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), sebuah organisasi riset konflik nirlaba, memperkirakan bahwa perang telah merenggut lebih dari 91.000 jiwa selama empat setengah tahun terakhir.[IT/r]
Share Berita :
Comment
Reza
2019/09/23 19:42
Terjemahan nya anchooor...تعادل و معادله jangan diterjemahkan persamaan akangg🤪🤪