0
Sunday 29 September 2019 - 00:43

JK di Sidang PBB: Indonesia Tak Akan Menyerah Selesaikan Konflik Palestina

Story Code : 818946
Wakil Presiden Jusuf Kalla sampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: UN (Medcom)
Wakil Presiden Jusuf Kalla sampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: UN (Medcom)
Pertama, JK mengungkapkan pentingnya multilateralisme dalam komunitas internasional. Menurut JK, multilateralisme telah menyelamatkan manusia dari tragedi perang dunia. Selain itu itu mulitilateralisme juga mewujudkan kemakmuran secara ekonomi dan kemajuan teknologi kepada dunia.
 
“Dengan menerapkan multilateral, PBB bisa memenuhi kewajibannya kepada dunia untuk menciptakan perdamaian dan keamanan, merealisasikan pembangunan dan melindungi HAM untuk semua,” ujar Wapres JK di New York, Jumat, 27 September 2019, seperti dikutip dari siaran langsung melalui situs PBB.

“Perang, konflik selalu membawa kesengsaraan bagi kemanusiaan terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Perang dan konflik membuat infrastruktur hancur yang sudah dibangun bertahun-tahun dan juga merusak aktivitas ekonomi, pendidikan dan layanan kesehatan. singkat kata, peran dan konflik telah menghancurkan harapan meraih target SDGs (atau Sustainable Development Goals),” imbuh JK.
 
Wapres turut menambahkan bahwa Indonesia prihatin dengan peran dan konflik yang tengah terjadi di dunia. Perang dan konflik yang sudah lama, tetap tidak kunjung usai, sementara konflik baru terus muncul, termasuk di Timur Tengah.
 
Serangan yang sudah merusak fasilitas sipil dan infrastruktur di timur tengah tidak hanya mengancam kestabilan dan perdamaian di Timur Tengah. Ini juga merebut harapan dan masa depan masyarakat terutama perempuan dan anak-anak.
 
Bagi JK, perdamaian di Timur Tengah tidak akan terwujud jika tidak bisa menyelesaikan isu Palestina. JK menegaskan, Indonesia tidak akan menyerah menyelesaikan isu Palestina berdasarkan solusi dua negara.
 
“Komunitas Internasional harus bersatu untuk mencari pemecahan, di saat bersamaan saya mendorong untuk Palestina tetap bersatu. Persatuan adalah dasar dari perjuangan Palestina. Tanpa persatuan energi kita akan sia-sia dan perjuangannya tidak akan pernah usai,” tutur JK.

Misi pasukan perdamaian

Tidak lupa politikus senior itu membahas mengenai misi pasukan penjaga perdamaian PBB. Hingga saat ini Indonesia memberikan perhatian besar terhadap pasukan perdamaian dunia.
 
Komitmen Indonesia salah satunya diwujudkan dalam bentuk kontribusi sebagai salah satu penyumbang terbesar pasukan perdamaian dunia. Namun patut diperhatikan bahwa tantangan yang dihadapi oleh Pasukan Perdamaian Dunia lebih kompleks.
 
“Oleh karena itu mereka harus disiapkan agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Persiapan deployment harus disiapkan lebih baik termasuk penguasaan terhadap soft-skill,” ungkap JK.
 
Wapres mengungkapkan bahwa Indonesia melihat adanya kebutuhan penguatan pasukan perdamaian perempuan. Untuk itu, Indonesia mendukung upaya penguatan keterlibatan perempuan dalam pasukan perdamaian dunia.
 
Kontribusi Indonesia juga terlihat dalam isu ‘Women, Peace and Security’. Beberapa kali Indonesia mengadakan pelatihan mengenai isu perempuan, perdamaian dan keamanan.
 
“Hal ini bisa memperkuat peran perempuan dalam proses perdamaian dan mediasi. Selain itu perempuan juga bisa bertindak sebagai agent of peace (agen perdamaian). Indonesia juga aktif dalam pemberian capacity building bagi kaum perempuan termasuk bagi perempuan pengungsi Palestina serta perempuan Afghanistan,” tutur JK.

Penguatan regionalisme

Isu ketiga yang diketangahkan oleh Wapres Jusuf Kalla dalam debat umum ini adalah pentingnya penguatan regionalisme. JK menyoroti stabilitas dan perdamaian kawasan sebagai building block bagi perdamaian di dunia.
 
“Oleh karena itu penguatan institusi regional merupakan sebuah keharusan,” sebutnya.
 
“Selama lebih dari lima dekade, Indonesia bersama dengan negara ASEAN lainnya terus berusaha memperkuat budaya dialog, kerja sama dan penyelesaian dengan cara damai di Asia Tenggara. Budaya ini ingin terus kita perkuat dan perluas termasuk di kawasan Indo-Pasifik,” imbuh JK.
 
Di mata Wapres, ASEAN ingin melihat kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan damai, stabil dan sejahtera. Dalam konteks inilah para pemimpin ASEAN pada Juni 2019 telah mengadopsi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
 
Outlook ini menurut JK akan menjadi pedoman bagi ASEAN untuk mengembangkan kerja sama dengan negara di kawasan yang lebih luas yaitu Indo-Pasifik. [IT/Medcom]



 
Comment