0
Wednesday 24 February 2021 - 18:10

Analis Irak: AS dan NATO Tak Berniat Sama Sekali untuk Melatih Pasukan Keamanan Irak

Story Code : 918134
Haitsam al-Khazali.
Haitsam al-Khazali.
Menanggapi pertanyaan apakah ada kebutuhan nyata akan kehadiran pihak asing dan tambahan pasukan NATO untuk melatih pasukan Irak,  dalam wawancara dengan Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times, pakar politik Irak Haitham Al-Khazali mengatakan,

"Pengalaman Mosul telah menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) tidak serius dalam melatih dan mempersiapkan tentara Irak." Sebaliknya, mereka mencegah masuknya sistem pertahanan udara, dan ini telah menyebabkan langit Irak diserang oleh rezim Zionis dan penyerang lainnya.

"Pasukan Irak mungkin telah terkena perang lebih dari negara lain mana pun sejak Perang Dunia II. Orang Irak sangat terampil dan tidak membutuhkan pasukan asing serta tidak memerlukan kehadiran pasukan asing di tanah Irak," lanjutnya.

Tentang mengapa pasukan NATO masih hadir hampir setahun setelah parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang menyerukan pengusiran pasukan asing, khususnya pasukan AS, dari wilayah Irak, dia mengatakan,

"Pemerintah Irak telah menunda-nunda untuk mengusir pasukan Amerika yang melanggar kedaulatan Irak dan telah melakukan kejahatan pembunuhan martir Qasim Suleimani dan Abu Mahdi Al-Mohandes. Padahal jika kejahatan ini terjadi di negara lain manapun maka ini ibarat sebuah deklarasi perang. Tapi Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi diangkat atas kehendak Amerika Serikat dan kolusi beberapa pihak Irak. Parlemen Irak harus meminta pertanggungjawaban pemerintah untuk alasan ini, dan pemerintah untuk melaksanakan keputusan penarikan semua pasukan asing dari wilayah Irak."

Jens Stoltenberg, Sekjen NATO, dalam konfrensi onine dengan menteri-menteri pertahanan anggota organisasi ini Kamis lalu mengatakan,

"Kami telah memutuskan untuk memperluas misi pelatihan NATO di Irak untuk mendukung pasukan Irak dalam perang melawan terorisme dan untuk mencegah kembalinya ISIS. Jumlah pasukan di bawah misi kami akan meningkat dari 500 menjadi sekitar 4.000."

Pada awal April, para menteri luar negeri NATO setuju dalam konferensi video untuk memperluas misi organisasi tersebut di Irak. Secara khusus, para menteri luar negeri NATO setuju bahwa misi NATO akan mencakup pelatihan sersan Irak, pelaut, dan polisi federal.[IT/AR]
Comment