Pembunuhan Shirin Abu Akleh: Di Pengadilan Opini Global, 'Israel' Sudah Kalah

Dalam sebuah analisis untuk surat kabar Zionis 'Israel' Haaretz, Amos Harel menulis bahwa tokoh senior dan beberapa jurnalis dengan cepat menyebarkan tuduhan dan petunjuk tentang tanggung jawab Palestina atas insiden tragis tersebut. Klaim menyatakan bahwa Palestina bertanggung jawab secara khusus atas penembakan itu sendiri, menuduh bahwa militer Zionis melepaskan tembakan hanya dengan cara yang teratur dan terkendali.

Pada sore hari Zionis 'Israel' mundur taktis. Tentara setuju untuk mengakui bahwa mungkin saja tembakan Zionis 'Israel' membunuh jurnalis veteran itu.

Pada malam hari, kepala Komando Pusat, Jenderal Yehuda Fuchs, memberikan wawancara televisi di mana dia mengatakan, dengan cara yang terpuji, apa yang seharusnya dikatakan di pagi hari: Saya, sebagai wakil dari militer Zionis 'Israel', saya bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Ini bukan hasil yang kami inginkan. Kami akan memeriksa diri sendiri untuk mengetahui apakah reporter itu tidak sengaja dibunuh oleh salah satu orang kami.

Pada saat yang sama, lebih banyak detail mulai mengalir dari lapangan. Mereka menunjukkan bahwa para tentara dari unit Duvdevan yang menyamar, yang datang untuk menangkap seorang buronan dari Jihad Islam, berjarak 100 hingga 150 meter dari tempat reporter itu ditembak.

Secara internasional, tidak mungkin Zionis ‘Israel’ bisa tampil unggul dalam acara seperti ini. Simpati dunia otomatis miring ke pihak yang lemah, tentunya ketika korbannya adalah seorang jurnalis terkenal yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas bersenjata.

Kasus kematian Abu Akleh bisa berkembang menjadi pengulangan dari kematian Mohammed al-Dura yang berusia 12 tahun pada bulan September 2000. Pada hari kedua intifada kedua, al-Dura ditembak mati dalam pertukaran tembakan di persimpangan 'Netzarim' di Jalur Gaza.[IT/r]