0
Wednesday 7 June 2023 - 08:51
Jerman dan Konflik Ukraina:

Menlu Jerman: Orang-orang Bertanya Kepada Saya ‘Di Mana Ukraina’ 

Story Code : 1062388
Menlu Jerman: Orang-orang Bertanya Kepada Saya ‘Di Mana Ukraina’ 
Bangsa-bangsa di seluruh dunia lebih mementingkan masalah ekonomi daripada konflik jarak jauh, Annalena Baerbock mengakui

Alih-alih berfokus pada Ukraina, orang-orang menyalahkan negara-negara Barat karena meninggalkan mereka pada saat-saat mereka membutuhkan dan menuduh Barat tidak terlalu memedulikan dunia, katanya.

“Saya telah mendengar [ini] di seluruh dunia: Pertama, 'Di mana Anda saat kami membutuhkan Anda?' Dan juga, 'Di mana sebenarnya Ukraina?'” kata menteri tersebut dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh universitas swasta Brasil, Fundacao Getulio Vargas. (FGV) di Sao Paulo.

Orang-orang di Amerika Latin dan di tempat lain “melihat ancaman perang ini berbeda dari yang kita lakukan di Eropa,” kata Baerbock. Warga biasa di Brasil percaya harga “beras dan kacang-kacangan… di supermarket minggu ini lebih penting daripada apa yang terjadi di negara yang berjarak 11.000 kilometer,” tambah Baerbock.

Dia kemudian mengklaim bahwa itu adalah konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev yang "menaikkan harga makanan di seluruh dunia" dan mendesak warga Brasil untuk membantu melakukan "segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa akhirnya ada perdamaian di Ukraina lagi."

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang menjabat pada Januari, telah berulang kali menyerukan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Dia bersikeras kedua negara membutuhkan mediator untuk memfasilitasi pembicaraan damai. Dia juga mempresentasikan visi "klub perdamaian" internasional yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik selama pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping pada bulan Maret.

Lula juga mengkritik pendekatan yang diambil Barat dengan menyediakan senjata ke Kiev. AS dan sekutunya “memiliki pilihan untuk tidak memasuki perang seperti yang mereka lakukan,” katanya pada bulan April, menambahkan bahwa Washington dan Brussel bergegas untuk mendukung satu sisi konflik, “tanpa menghabiskan waktu untuk mencoba bernegosiasi.”

Kiev dan para pendukung Baratnya telah menolak beberapa prakarsa perdamaian yang dilontarkan oleh negara-negara lain, termasuk Meksiko, China dan, yang terbaru, Indonesia. Pekan lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyarankan sebuah rencana yang melibatkan zona demiliterisasi di sepanjang garis kontak yang ada antara pasukan Rusia dan Ukraina, yang dipantau oleh penjaga perdamaian PBB. Dia juga mengusulkan mengadakan referendum yang disponsori PBB untuk menentukan masa depan wilayah yang disengketakan.

Ukraina segera mencap rencana Jakarta sebagai proposal "menyerah" yang katanya hanya akan menguntungkan Moskow. Rusia menyatakan bahwa pihaknya menyambut semua inisiatif yang ditujukan untuk mencapai perdamaian di Ukraina.[IT/r]
Comment