0
Sunday 3 December 2023 - 00:48
AS dan Gejolak Palestina:

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Membakar Diri di Luar Konsulat “Israel” di Atlanta

Story Code : 1099846
Demonstrator pro-Palestine suffered severe injuries after setting himself ablaze
Demonstrator pro-Palestine suffered severe injuries after setting himself ablaze
Kepala misi diplomatik kemudian mengecam protes tersebut sebagai contoh “kebencian dan hasutan” terhadap entitas apartheid Zionis “Israel”.

Pengunjuk rasa, yang usia dan jenis kelaminnya tidak disebutkan, berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar parah setelah aksi bakar diri, kata Kepala Polisi Atlanta Darin Schierbaum kepada wartawan, dan mencatat bahwa seorang penjaga keamanan juga terluka ketika mencoba melakukan intervensi.

“Kami yakin kejadian tersebut merupakan aksi protes politik ekstrem,” kata kepala polisi tersebut, seraya menambahkan bahwa para penyelidik tidak melihat adanya “hubungan dengan terorisme,” dan bahwa petugas konsulat tidak pernah berada dalam bahaya selama insiden tersebut.

Sebuah bendera Palestina ditemukan di dekat lokasi kejadian, dan bensin digunakan sebagai bahan bakar, kata pejabat setempat, namun menekankan bahwa motif pasti di balik tindakan tersebut masih belum jelas. Schierbaum mengatakan polisi menyadari ketegangan agama dan politik terkait perang di Timur Tengah, dan telah meningkatkan patroli di seluruh Atlanta.

Berbagai lembaga federal membantu penyelidikan, termasuk FBI.

Konsulat kemudian mengeluarkan pernyataan, dengan Konsul Jenderal Zionis “Israel” Anat Sultan-Dadon mengatakan “Kami sedih mengetahui adanya aksi bakar diri di pintu masuk gedung kantor.” Dia menggambarkan insiden itu sebagai ekspresi “kebencian dan hasutan terhadap ‘Israel’ yang “mengerikan”.

AS telah menyaksikan gelombang protes terkait agresi Zionis “Israel” di Jalur Gaza yang terkepung, dengan demonstrasi yang diadakan di beberapa kota besar dalam beberapa pekan terakhir. Laporan mengenai kejahatan rasial terhadap warga Palestina juga meningkat.

Entitas Zionis “Israel” memulai perangnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan melancarkan Operasi Banjir al-Aqsa sebagai tanggapan atas meningkatnya kejahatan rezim terhadap warga Palestina.

Entitas tersebut juga telah memblokir pasokan air, makanan, listrik, dan obat-obatan ke Gaza, sehingga menyebabkan wilayah pesisir tersebut mengalami krisis kemanusiaan. Rezim ini juga menentang seruan global untuk melakukan gencatan senjata.[IT/r]
Comment