0
Saturday 2 March 2024 - 08:17
Palestina vs Zionis Israel:

20.000 Jamaah Salat di Al-Aqsa Menentang Pembatasan Israel

Story Code : 1119727
Israeli occupation forces assault Palestinian worshippers heading to al-Aqsa Mosque for prayers.
Israeli occupation forces assault Palestinian worshippers heading to al-Aqsa Mosque for prayers.
Sekitar 20.000 jamaah Muslim melaksanakan salat Jumat di Masjid al-Aqsa meskipun ada pembatasan yang dilakukan Zionis Israel, Departemen Awqaf Islam al-Quds mengumumkan pada hari Jumat (1/3).

Departemen yang bertanggung jawab untuk mengelola urusan di masjid dan wakaf Islam di wilayah pendudukan al-Quds membuat pengumuman hari ini setelah berminggu-minggu pembatasan ekstrem yang diberlakukan pada jamaah yang hendak menuju ke salah satu tempat paling suci umat Islam. Pasukan pendudukan Zionis Israel membarikade beberapa gerbang menuju Masjid dari sekitarnya dan Kota Tua; sebuah praktik yang telah banyak dilakukan sejak 7 Oktober.

Pasukan pendudukan Zionis Israel juga menyerang secara fisik dan verbal beberapa jamaah yang hendak melaksanakan salat Jumat. Yang lainnya juga diserang secara fisik saat salat di dekat Bab al-Absat. Seorang wanita dan seorang pria muda juga dipukuli hingga pingsan, menurut penduduk setempat. IOF akhirnya menahan keduanya.

Sumber lokal mengungkapkan bahwa pasukan Zionis Israel juga menghentikan beberapa warga dan menggeledah mereka, sehingga melarang mereka masuk ke Kota Tua, yang mengarah ke Masjid al-Aqsa.

Perlu dicatat bahwa warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki diharuskan memiliki izin, yang dikeluarkan oleh otoritas Israel, yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan ke Masjid al-Aqsa untuk beribadah, meskipun situs tersebut menjadi simbol bagi warga Palestina dan Muslim di seluruh dunia.

Kekhawatiran akan Ramadhan yang 'meledak-ledak' mendorong tindakan resmi terhadap Ben-Gvir

Sebelumnya pada hari Rabu, kabinet perang Zionis Israel mencabut yurisdiksi Menteri Polisi pendudukan Zionis Israel Itamar Ben-Gvir atas Masjid al-Aqsa. Ben-Gvir telah mengusulkan rencana yang melarang akses jamaah Muslim dari wilayah pendudukan pada tahun 1948 dan Tepi Barat ke Masjid al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan.

Meskipun Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu telah menyerah pada tuntutan Ben-Gvir sebelumnya, kabinet perang Zionis Israel menentang tindakan tersebut karena khawatir akan memicu ketegangan. Kabinet juga mencopot Menteri Kepolisian dari jadwal kerjanya dan menegaskan bahwa kabinet akan mengambil keputusan atas namanya, demikian yang dilaporkan saluran penyiaran Zionis Israel, Channel 12.

Dilaporkan juga bahwa anggota kabinet perang Benny Gantz, Yoav Gallant, dan Gadi Eisenkot mendesak Netanyahu untuk melarang Ben-Gvir mengambil bagian dalam keputusan yang mempengaruhi situs suci tersebut, dengan mengatakan, "Dalam isu yang sedang meledak, tidak ada ruang untuk pertimbangan asing dan politik. "

Sebagai tanggapan, Ben-Gvir mengatakan dia yakin Netanyahu akan menyangkal apa yang telah dilaporkan.[IT/r]
Comment