0
Sunday 3 March 2024 - 01:35
Rusia - AS, Eropa:

Lavrov dari Rusia: Perwira Militer AS, Inggris, Prancis, Bukan Hanya Tentara Bayaran, Berada di Ukraina

Story Code : 1119889
Sergei Lavrov
Sergei Lavrov
“Sebelum kudeta [di Ukraina], ratusan warga AS menduduki kursi di kementerian, sama seperti mereka sekarang diduga memiliki tentara bayaran sendiri, namun kenyataannya ada perwira militer di sana – ada (perwira) Inggris dan Prancis,” Lavrov mengatakan pada hari Jumat (1/3).

“Kami sangat menyadari hal ini,” tambahnya.

Saat mengikuti Forum Diplomasi ketiga di Antalya, Turki, yang menyambut delegasi dari 147 negara, Lavrov lebih lanjut mengatakan bahwa pasukan NATO sudah hadir di Ukraina, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak salah bicara mengenai kemungkinan NATO mengirim pasukan ke Kiev Ukraina. .

“Saya rasa dia tidak salah bicara,” kata Lavrov di forum tersebut, sebagai tanggapan atas pernyataan Macron pada hari Senin (26/2), yang tidak mengesampingkan bahwa pasukan NATO dapat dikirim ke Ukraina, dan bahwa “segala sesuatu yang diperlukan” harus dilakukan untuk memastikan kekalahan Rusia, termasuk pengerahan pasukan.

“Fakta bahwa mereka ingin mengerahkan pasukan telah diungkapkan secara eksplisit, namun secara tidak resmi, mereka (NATO) sudah ada di sana,” tambahnya.

“Ukraina tidak akan bisa menggunakan apa yang disebut sebagai senjata jarak jauh terhadap kota-kota Rusia tanpa instruktur ini.”

“Kita semua memahami hal ini dengan sangat baik, katanya, seraya menambahkan bahwa ada banyak bukti untuk membuktikan klaimnya.

Pada hari Senin, presiden Perancis menyatakan bahwa kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina tidak dapat diabaikan, meskipun tidak ada “konsensus” mengenai masalah tersebut.

“Tidak ada konsensus pada tahap ini... untuk mengirim pasukan ke lapangan,” kata Macron.

“Tidak ada yang harus dikecualikan. Kami akan melakukan segala yang kami harus lakukan agar Rusia tidak menang.”

Pernyataan Macron segera mendorong beberapa pejabat Prancis untuk meningkatkan pernyataannya kepada Uni Eropa dan komunitas global, menurut Lavrov.

“Banyak pihak di sana (UE), termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, mulai dengan tegas menyangkal (klaim Macron),” ujarnya.

“Tetapi para pejabat Macron, termasuk menteri luar negeri yang baru (Stephane Sejourne), segera mengatakan bahwa yang dia maksud adalah sesuatu yang berbeda - bahwa pasukan dapat dikirim ke sana bukan untuk berperang tetapi untuk mengajar dan ini mungkin tidak mengarah pada perang dengan Rusia,” kata pejabat Rusia menambahkan.[IT/r]
Comment