0
Friday 17 August 2018 - 23:31

Diminta AS Hentikan Pembelian Minyak dari Iran, Turki Tolak Mentah-Mentah

Story Code : 745101
Riza Hakan Tekin, duta besar Ankara untuk Tehran
Riza Hakan Tekin, duta besar Ankara untuk Tehran
Riza Hakan Tekin, duta besar Ankara untuk Tehran menegaskan bahwa "tidak mungkin" bagi Turki untuk berhenti membeli minyak dari Iran.

Selama ini Turki mengimpor setengah dari minyak mentah yang dibutuhkannya dari Iran dan, tidak mungkin memenuhi permintaan AS untuk menghentikan pembelian minyak dari Iran, seperti dikuti oleh ISNA dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency pada Jumat, 17/08/18.

Menurutnya, sanksi harus "sesuai dengan hukum internasional" dan "berdasarkan konsensus internasional".

Presiden AS Donald Trump mengumumkan keluarnya Washington dari kesepakatan nuklir pada 8 Mei dan memerintahkan sanksi baru terhadap Iran. Sanksi pertama jatuh pada 6 Agustus lalu dan gelombang kedua mencakup boikot perbankan dan minyak yang akan dijatuhkan pada 4 November mendatang.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengeluarkan pernyataan pada bulan Juni yang mengatakan bahwa Turki tidak harus bertindak sesuai dengan keputusan AS tentang AS yang sepihak.

Cavusoglu pada Kamis, 16/08/18, mengatakan bahwa Turki bertekad untuk memperluas hubungan dengan Iran meskipun ada ancaman AS untuk menghukum setiap pemerintah yang melanggar sanksi ekonomi terhadap Tehran.

"Berulang kali kami telah menegaskan bahwa kami tidak akan menerapkan sanksi AS terhadap Iran," demikian peryataannya seperti dikutip oleh Press TV dalam pertemuan dengan utusan khusus Presiden Iran Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi di Ankara.

Menteri Energi Turki Fatih Donmez juga mengatakan pada hari Rabu bahwa Ankara akan terus membeli gas dari Iran.

"Kami pernah menerapkan sanksi PBB terhadap Iran di masa lalu. Bahkan Uni Eropa sangat terganggu oleh situasi hari ini. Kami sedang melakukan perdagangan yang sah di sini, yang sangat penting dalam hal keamanan pasokan," katanya.

Iran adalah salah satu pemasok terbesar gas alam dan minyak ke Turki, menurut Press TV. [IT/Onh/Ass]



 
Comment