0
Tuesday 16 October 2018 - 14:56
AS dan Denuklirisasi Semenanjung Korea:

Korea Utara Mengecam AS karena Mendorong 'Sanksi Jahat'

Story Code : 756139
North Korean leader Kim Jong-un meets with US Secretary of State Mike Pompeo in Pyongyang.jpg
North Korean leader Kim Jong-un meets with US Secretary of State Mike Pompeo in Pyongyang.jpg
Deklarasi itu mengancam akan mengganggu perundingan antara Washington dan Korea Utara yang bersenjata nuklir, di mana Trump diperkirakan akan mengadakan pertemuan kedua segera dengan pemimpin Pyongyang, Kim Jong Un.

Pada pertemuan pertama mereka di Singapura pada bulan Juni mereka menandatangani janji samar-samar tentang denuklirisasi, tetapi sedikit kemajuan telah dibuat sejak itu dimana kedua pihak berselisih tentang makna teks.

Washington sedang memainkan "permainan ganda", kata sebuah komentar panjang yang dibawa oleh kantor berita resmi KCNA di Korea Utara, dan "sedikit merusak" peluang diplomasi langka antara keduanya.

"Kebijakan yang bermusuhan dan timbal balik tidak bisa berjalan bersama," katanya, dan negosiasi tidak akan bergerak maju "satu incipun dengan hambatan yang disebut sanksi".
"AS ... menanggapi niat baik dengan kejahatan," tambahnya.

KCNA mengatakan artikel, hampir 1.700 kata panjang dan berjudul "What Do Ill-boding Remarks from US Signify", telah "dipublikasikan" oleh Kim Chol Myong.

Tidak ada rincian lebih lanjut tentang penjelasan tentang asal-usulnya atau afiliasi penulis, menunjukkan bahwa "Kim Chol Myong" kemungkinan besar adalah nama samaran.

Namun fakta bahwa itu dibawa oleh kantor berita resmi Pyongyang menunjukkan bahwa pihaknya memiliki persetujuan pihak berwenang.

Itu diterbitkan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengunjungi Pyongyang dan dia mengatakan telah terjadi pembicaraan "produktif" tentang denuklirisasi dengan pemimpin Korea Utara.[IT/r]
 
 
 
Comment