Tunangan: Trump Membantu Menyelamatkan Saudi dari Pembunuhan Khashoggi

"Ini adalah insiden yang terjadi dalam misi diplomatik ... Dalam situasi seperti itu, pihak berwenang Arab Saudi bertanggung jawab untuk ini ... Pihak berwenang Arab Saudi tahu bagaimana melakukan pembunuhan semacam itu ... Mereka perlu menjelaskan," Hatice Cengiz, tunangan Khashoggi, mengatakan pada Senin (29/10) malam.

Dia mengatakan dia kecewa dengan tanggapan Presiden AS Donald Trump terhadap pembunuhan itu, menunjukkan hubungan bisnis AS dengan Riyadh telah mempengaruhi pendekatannya terhadap kasus tersebut.

“Presiden Trump harus membantu mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan diutamakan. Dia seharusnya tidak membuka jalan untuk menutup-nutupi pembunuhan tunangan saya. Jangan biarkan uang mencemari hati nurani kita dan membahayakan nilai-nilai kita,” katanya di London pada peringatan untuk kolumnis Washington Post yang dibunuh.

Cengiz mengatakan dia dan bangsa Turki menginginkan semua yang bertanggung jawab termasuk mereka yang memberi perintah kepada mereka yang melaksanakannya, dari bawah ke atas untuk diadili dan menerima hukuman yang diperlukan sesuai dengan hukum internasional.”

“Saya percaya bahwa rezim Saudi tahu di mana tubuhnya ... Saya ingin keadilan untuk dilaksanakan. Tidak hanya bagi mereka yang membunuh Jamal kesayanganku, tetapi bagi mereka yang mengaturnya dan memberi perintah untuk itu.”

Dia juga mencatat bahwa dia ingin "peran kepemimpinan politik dalam pembunuhan brutal ini akan terungkap" dan meminta komunitas internasional untuk membantu dalam menahan "para pelaku dan tuan mereka untuk bertanggung jawab."

“Seharusnya tidak ada yang ditutup-tutupi. Jamal adalah tunangan saya tercinta, tetapi dia juga seorang manusia yang lembut, seorang pria yang penuh kasih, seorang jurnalis dan seorang yang benar-benar percaya dalam demokrasi dan kebebasan di dunia Arab,” katanya.

“Mari menuntut keadilan untuk Jamal dan membela cita-citanya,” Cengiz menyimpulkan sebelum menerima tepuk tangan meriah.

Kematian Khashoggi - seorang pengkritik penguasa de facto Saudi Arabia, Putra Mahkota Muhammad bin Salman - telah memicu kemarahan global dan menempatkan eksportir minyak dunia ke dalam krisis.

Ada laporan bahwa wartawan itu akan mengungkapkan rincian penggunaan senjata kimia terlarang di Arab Saudi dalam perang yang dipaksakan terhadap Yaman beberapa hari sebelum dia dibunuh.[IT/r]