0
Wednesday 26 December 2018 - 05:28
Zionis Israel dan Arab Teluk:

Rabi: Penarikan Tentara AS dari Suriah Akan Mempercepat Pemulihan Hubungan Arab-Israel

Story Code : 768674
Rabbi Marc Schneier with Saudi Foreign Minister Adel al-Jubeir.jpg
Rabbi Marc Schneier with Saudi Foreign Minister Adel al-Jubeir.jpg
Langkah tak terduga Presiden AS Donald Trump "memperburuk kekhawatiran dunia Arab tentang ambisi hegemonik Iran di kawasan itu," kata rabi, Marc Schneier dari New York, menurut "Times of Israel".

"AS yang pindah dari Suriah mungkin mempercepat kesepakatan menyatukan Israel dan Teluk ini," kata Schneier kepada 'Times of Israel' dalam sebuah wawancara hari Minggu di Al-Quds (Yerusalem), mengutip sebuah percakapan dengan sumber-sumber resmi senior yang tidak disebutkan namanya di Semenanjung Arab.

"Teluk ini memiliki dua ancaman eksistensial: penurunan ekonomi di Teluk, [disebabkan oleh] berkurangnya permintaan minyak, dan agresi oleh Iran dan sekutunya," lanjut Schneier.

"Sekarang, dengan pasukan AS pindah dari Suriah, Iran kini telah mengambil alih posisi teratas."

Schneier mengatakan duta besar Arab Saudi untuk AS, Khalid bin Salman, baru-baru ini mengatakan kepadanya bahwa alasan pemulihan hubungan Arab Teluk dengan Tel Aviv adalah permusuhan negaranya saat ini terhadap Republik Islam.

"Itulah alasan nomor dua," kata rabi mengutip duta besar itu. "Alasan nomor satu adalah ekonomi."
Kerajaan ingin mereformasi ekonominya, dan "kita tidak bisa melakukannya tanpa Israel," kata Schneier mengutip bin Salman.

Tetapi, rabbi melanjutkan, "apa yang terjadi sekarang, berdasarkan percakapan saya tadi malam, adalah bahwa Iran sekarang telah mengambil alih perlombaan" dan telah menjadi "kekuatan nomor satu yang mendorong pembukaan (hubungan) dunia Arab Sunni dengan Zionis Israel."

Schneier, pendiri dan kepala Yayasan Pemahaman Etnis, telah bertahun-tahun melakukan hubungan yang luas dengan para penguasa di banyak negara Muslim, termasuk hampir semua negara Arab Teluk.

Awal bulan ini, dia diangkat sebagai "penasihat khusus" untuk raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa.

Dalam posisi yang tidak dibayar ini, rabi ditugaskan membantu Raja Hamad 'Pusat Global untuk Hidup Berdampingan secara Damai' yang berbasis di Manama, dan untuk "membantu melestarikan dan menumbuhkan komunitas Yahudi di negara itu," katanya.[IT/r]
 
Comment