0
Monday 4 February 2019 - 16:45
AS dan Gejolak Irak:

Presiden Salih: Trump Tidak Meminta Izin Irak untuk Mengawasi Iran

Story Code : 776069
President Trump speaks to US soldiers at al-Asad Air Base in Iraq.jpg
President Trump speaks to US soldiers at al-Asad Air Base in Iraq.jpg
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia akan menjaga pasukan AS di Irak untuk "mengawasi" tetangganya Iran, meskipun dia telah mengakui bahwa tinggal di negara Arab adalah "kesalahan" dan menyerang Tehran bukan pilihan.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh CBS pada hari Minggu (3/2), Trump membela keputusannya untuk mengakhiri "perang tanpa akhir" di Suriah dan Afghanistan dengan menarik pasukan AS dari negara-negara tersebut.

Namun, dia mengatakan tidak semua dari ribuan pasukan Amerika yang ditempatkan di Irak, khususnya di Pangkalan Udara al-Asad di provinsi Anbar barat, akan kembali ke rumah.

"Dan salah satu alasan saya ingin mempertahankannya (pangkalan) adalah karena saya ingin mengawasi sedikit Iran karena Iran adalah masalah nyata," kata presiden Amerika.

Ditanya apakah dia ingin pasukan di sana untuk "menyerang" Iran di lain waktu, Trump menjawab: "Tidak ... Semua yang ingin saya lakukan adalah dapat mengawasi."

“Kami memiliki pangkalan militer yang luar biasa dan mahal yang dibangun di Irak. Itu sempurna terletak untuk melihat seluruh bagian berbeda dari Timur Tengah yang bermasalah daripada manarik diri," tambahnya.

Dalam sambutannya pada hari Senin (4/2), Presiden Salih bersikeras bahwa Trump tidak meminta izin Baghdad untuk pasukan AS di Irak yang hendak "mengawasi Iran."

"Jangan terlalu membebani Irak dengan masalah Anda sendiri," kata Salih. "AS adalah kekuatan utama ... tetapi jangan mengejar prioritas kebijakan Anda sendiri, kami tinggal di sini."

"Sangat penting bagi Irak untuk memiliki hubungan baik dengan Iran dan negara-negara tetangga lainnya,” kata Salih.

Salih mengatakan pasukan AS berada di Irak di bawah perjanjian keamanan untuk memerangi terorisme dan bahwa dia menantikan untuk mendengar klarifikasi Washington tentang jumlah pasukan yang akan tinggal serta misi mereka.[IT/r]

Trump mengumumkan pada bulan Desember bahwa semua pasukan militer AS di Suriah akan kembali ke rumah dalam beberapa bulan mendatang sementara jumlah pasukan AS di Afghanistan juga akan berkurang secara drastis.
 
Comment