0
Wednesday 13 March 2019 - 20:04

Saudi Sidang 10 Aktivis Wanita di Pengadilan Khusus Terorisme

Story Code : 783139
Loujain al-Hathloul, seorang aktivis hak-hak wanita Saudi, ditahan bersama beberapa wamita lain (telegraph)
Loujain al-Hathloul, seorang aktivis hak-hak wanita Saudi, ditahan bersama beberapa wamita lain (telegraph)
Para aktivis terkemuka Loujain al-Hathloul, Hatoon al-Fassi dan Aziza al-Yousef termasuk di antara mereka yang menghadiri pengadilan kriminal Riyadh setelah ditahan selama hampir setahun tanpa tuduhan.

Para wanita itu akan mendengar tuduhan yang diajukan terhadap mereka sebelum pengadilan, kata hakim Ibrahim al-Sayari, mengatakan kepada wartawan dan diplomat barat -, yang tidak diizinkan untuk menghadiri sidang pertama persidangan.

Anggota keluarga aktivis yang diberi izin memasuki pengadilan, sebelumnya mengatakan, mereka menghadapi penyiksaan dan pelecehan seksual selama interogasi.

Tuduhan terhadap perempuan itu sejauh ini belum diungkap kepada publik.

Lebih dari selusin aktivis wanita ditangkap pada Mei tahun lalu, hanya sebulan sebelum pencabutan bersejarah larangan selama puluhan tahun pada pengemudi wanita.

Sebagian besar dituduh merusak keamanan dan membantu musuh negara. Beberapa kemudian dibebaskan.

Hathloul adalah salah satu aktivis yang menghadapi pelecehan seksual dan penyiksaan selama interogasi, menurut keluarganya dan kelompok hak asasi.

Pemerintah Saudi menolak tuduhan itu.

Amnesty International dan keluarga Hathloul sangat khawatir, aktivis perempuan itu akan dituduh pengadilan melakukan terorisme.

Persidangan itu diperkirakan akan berlangsung di Pengadilan Pidana Khusus Riyadh, yang didirikan khusus untuk menangani kasus-kasus terkait terorisme, tetapi banyak digunakan untuk mengadili tahanan politik.

Anggota keluarga dari para wanita yang ditahan saat menghadiri sidang kepada wartawan mengatakan, mereka menerima panggilan dari pihak berwenang pada tengah malam, memberi tahu mereka bahwa persidangan telah dialihkan ke pengadilan pidana. Namun tidak ada alasan yang diberikan mengenai pengalihan tempat persidangan.

Hathloul dijebloskan ke dalam penjara selama lebih dari 70 hari pada tahun 2014 karena berusaha mengemudi saat datang dari negara tetangga, Uni Emirat Arab ke Arab Saudi.

Tindakan keras kerajaan itu kemudian meningkatkan kritik internasional terhadap Arab Saudi, yang telah menghadapi kemarahan global atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul Oktober lalu.

Pekan lalu, 36 negara mengecam Arab Saudi atas pembunuhan itu. Sebuah kecaman langka terhadap kerajaan kaya minyak di Dewan HAM PBB. [IT/AFP]


 
Comment