0
1
Komentar
Friday 10 January 2020 - 09:22

Associated Press (AP): Trump Bohong Soal Pemberian US$ 150 Miliar pada Iran

Story Code : 837587
Donald Trump saat menyampaikan pidato menyikapi serangan rudal Iran terhadap markas tentara AS di Irak (AP Photo/ Evan Vucci)
Donald Trump saat menyampaikan pidato menyikapi serangan rudal Iran terhadap markas tentara AS di Irak (AP Photo/ Evan Vucci)
Trump menyebut Obama berkontribusi pada tindak kekerasan yang dilakukan Iran saat ini.
Trump bahkan menyebut kesepakatan nuklir itu telah membantu mendanai aksi-aksi kekerasan Iran.

Bela diri itu disampaikan Trump dalam pidato terbaru di Gedung Putih pada Rabu (8/1) waktu setempat saat menanggapi serangan rudal Iran.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (9/1/2020), Trump menyinggung soal kesepakatan nuklir yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditandatangani Iran dengan negara kekuatan dunia tahun 2015.

AS yang saat itu di bawah Obama turut menandatangani JCPOA, yang isinya mengatur pembatasan program nuklir Iran dan sebagai imbalannya, mencabut sanksi-sanksi terhadap Iran.

"Permusuhan Iran meningkat secara substansial setelah kesepakatan nuklir Iran yang bodoh ditandatangani," sebut Trump dalam pernyataannya.

"Dan mereka (Iran-red) diberi US$ 150 miliar, belum lagi US$ 1,8 miliar secara tunai," imbuhnya.

Pernyataan Trump soal dana US$ 150 miliar ini tidak sesuai fakta dan bohong, karena menurut Associated Press (AP), tidak pernah ada pembayaran sebesar itu dari Departemen Keuangan AS maupun dari negara lainnya terhadap Iran.

Faktanya, ketika Iran menandatangani kesepakatan multinasional tahun 2015, negara itu kembali mendapatkan akses pada aset-asetnya yang dibekukannya di luar negeri. Dengan kata lain, Iran mendapatkan kembali uangnya setelah menandatangani JCPOA, menurut AP.

Kemudian soal dana tunai US$ 1,8 miliar, uang tersebut adalah pembayaran IOU -- dokumen informal soal utang -- dari Departemen Keuangan AS. Jadi tahun 1970-an silam (zaman Syah), Iran telah membayar US$ 400 juta untuk perlengkapan militer yang tidak pernah diantarkan karena pemerintahan lengser dan hubungan diplomatik terputus.

Setelah JCPOA ditandatangani, AS dan Iran mengumumkan keduanya telah menyelesaikan persoalan itu. AS sepakat membayar kembali US$ 400 juta beserta bunganya sebesar US$ 1,3 miliar. Pengaturan pembayaran bunga disepakati untuk dibayarkan kemudian.

Hal itu sebelumnya sempat dikomentari Trump yang menyebut uang-uang dimasukkan ke dalam barel atau peti dan diantarkan tengah malam buta.

Menurut Trump dalam pernyataan terbaru, dana yang didapat Iran usai kesepakatan nuklir ditandatangani, telah digunakan untuk membiayai aksi terorisme di berbagai negara.

"Bukannya mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat, mereka (Iran-red) meneriakkan 'Matilah Amerika'. Faktanya, mereka meneriakkan 'Matilah Amerika' pada hari kesepakatan itu ditandatangani. Kemudian Iran melanjutkan aksi teroris yang didanai uang dari kesepakatan itu dan menciptakan neraka di Yaman, Suriah, Lebanon, Afghanistan dan Irak," ucap Trump menuduh.

Namun terlepas dari tuduhan itu, Trump mengindikasikan bahwa AS tidak akan melancarkan aksi militer lanjutan.

"Iran harus meninggalkan ambisi nuklirnya dan mengakhiri dukungan terhadap terorisme," tegas Trump.

"Saatnya telah tiba bagi Inggris, Jerman, Prancis, Rusia dan China untuk mengakui kenyataan ini. Mereka sekarang harus melepaskan diri dari sisa-sisa kesepakatan Iran atau JCPOA. Dan kita semua harus bekerja bersama dalam membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat lebih aman dan lebih damai," imbuhnya.

"Kita juga harus membuat kesepakatan yang memungkinkan Iran untuk berkembang dan makmur, dan merasakan keuntungan dari potensi besar yang belum dimanfaatkan. Iran bisa menjadi negara hebat. Perdamaian dan stabilitas tidak akan menang di Timur Tengah selama Iran terus memicu kekerasan, kerusuhan, kebencian dan perang," cetus Trump. [IT]


 
Comment


Rifai Gerisak
Indonesia
Salam dan sejahtera bagi se antero manusia di perut bumi, Amin . . . .