0
Sunday 4 October 2020 - 02:11

Iran Mengatakan Setiap Pelanggaran Wilayahnya Oleh Pihak Yang Bertikai Di Nagorno-Karabakh 'Tidak Dapat Ditoleransi'

Story Code : 890020
Iran Mengatakan Setiap Pelanggaran Wilayahnya Oleh Pihak Yang Bertikai Di Nagorno-Karabakh

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran telah memberikan peringatan keras kepada pihak-pihak yang terlibat dalam bentrokan militer atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan agar tidak melanggar wilayah Republik Islam Iran.

"Republik Islam Iran telah memantau pergerakan di sepanjang wilayah perbatasan negara kami dengan keseriusan dan kepekaan yang tinggi," kata Saeed Khatibzadeh kepada wartawan pada hari Sabtu ketika ditanya tentang laporan pelanggaran wilayah Iran selama bentrokan yang sedang berlangsung antara Azerbaijan dan Armenia.

Dia menekankan bahwa setiap pelanggaran atas tanah Iran oleh pihak mana pun yang bertikai di kawasan itu tidak akan ditoleransi dan menambahkan, "Kami dengan serius memperingatkan semua pihak untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dalam hal ini."

Juru bicara Iran sekali lagi menekankan pentingnya menghormati integritas teritorial Azerbaijan, memperhatikan prinsip melindungi warga sipil, mengakhiri bentrokan, dan membuka negosiasi yang serius dan terjadwal.

Khatibzadeh juga mengungkapkan kesiapan Republik Islam Iran untuk membantu mencapai tujuan tersebut.

Komentarnya muncul setelah para pejabat di provinsi barat laut Iran di Azarbaijan Timur melaporkan bahwa peluru mortir yang ditembakkan oleh pihak yang bertikai dalam putaran terakhir pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan telah menghantam daerah pedesaan perbatasan di Iran.

Menurut laporan, salah satu peluru mortir yang menghantam sebuah desa di Kabupaten Khoda-Afarin telah melukai seorang anak berusia enam tahun dan menyebabkan ketakutan di antara warga.

Puluhan kematian telah dilaporkan dalam pertempuran selama beberapa hari terakhir, dengan Yerevan dan Baku terus bertukar tuduhan untuk perang.

Wilayah Karabakh yang disengketakan secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi memiliki penduduk dan administrasi Armenia. Kedua negara telah terkunci dalam sengketa wilayah sejak 1990-an, ketika Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan setelah perang yang merenggut 30.000 nyawa.

Putaran pertempuran baru adalah yang terberat sejak gencatan senjata tahun 1994, yang bagaimanapun juga gagal untuk mengakhiri konflik. Sejak kekerasan pecah, kedua belah pihak telah memberlakukan darurat militer dan mengumumkan mobilisasi angkatan bersenjata.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pada hari Rabu bahwa negaranya akan terus bertempur sampai pasukan Armenia "sepenuhnya" mundur dari wilayah yang disengketakan itu.(IT/TGM)
Comment