PBB: Israel Menghancurkan Hampir 44 Bangunan Palestina dalam Dua Minggu di Tepi Barat

Sebuah laporan yang dikutip oleh Pusat Informasi Palestina pada hari Minggu, menekankan bahwa dari 44 bangunan, "sekitar 35 bangunan terletak di Area C, 19 di antaranya dihancurkan tanpa peringatan, yang mencegah pemiliknya untuk dapat memprotes sebelumnya."

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pembongkaran berlangsung selama rentang waktu dua minggu dengan dalih "kurangnya izin bangunan."

“Otoritas pendudukan mengungsi akibat pembongkaran antara 30 Agustus dan 12 September, 29 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak, sementara mata pencaharian sekitar 140 lainnya terpengaruh,” kata laporan OCHA.

OCHA juga mengkonfirmasi bahwa otoritas pendudukan menghancurkan 11 rumah Palestina karena "alasan hukuman" sejak awal tahun, dibandingkan dengan tiga pada tahun 2021 dan tujuh pada tahun 2020.

Menunjuk pada praktik rezim pendudukan menghancurkan rumah warga Palestina yang diduga terlibat dalam operasi anti-Israel, laporan tersebut menggarisbawahi bahwa "penghancuran hukuman adalah bentuk hukuman kolektif, yang ilegal menurut hukum internasional."

Rezim Israel menduduki wilayah Palestina di Tepi Barat, termasuk al-Quds Timur, dalam perang yang didukung Barat pada tahun 1967.

Sejak itu telah menghiasi wilayah itu dengan ratusan pemukiman ilegal yang telah menjadi rumah bagi ratusan ribu pemukim Zionis Israel.

Palestina menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya. Rezim Zionis Israel, bagaimanapun, mengklaim seluruh kota sebagai apa yang disebut "ibu kota."[IT/r]